Dia menuangkan rasa prihatin akan maraknya isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang beredar belakangan ini lewat media foto.
Foto itu dikemasnya dalam sebuah pameran yang digelar selama 2 hingga 8 November di studio foto Oktagon, Jakarta.
Dengan mengangkat tema Chinese ink, Tompi ingin menyampaikan pada dasarnya semua manusia sama dan setara, justru perbedaan melahirkan keberagaman.
Semua model foto hasil jepretannya ialah keturunan Tiongkok dari beragam profesi, mulai dokter hingga pengusaha.
"Realitas saat ini, saya telurkan dalam bentuk foto. Saya undang teman-teman yang keturunan Tiongkok. Mudah-mudahan kita bisa saling mengingatkan bahwa keberagaman harus kita hargai. Kembali ke ajaran agama masing-masing yang tentunya mengajarkan bagaimana kita menghargai orang lain," tutur dia.
Dalam ruangan temaram bertembok putih, pengunjung dapat melihat foto-foto yang dicetak hitam putih di atas media kanvas.
Objek dalam foto tersebut sebagian besar wajahnya dibalut cat hitam. Tompi mengatakan, sengaja mencetaknya hitam putih.
"Konsepnya emosional, esensinya dekat dengan kesengsaraan, penindasan, dan ketidaksetaraan," terangnya.
Dia pun sedikit terkenang tentang Tragedi 98 disertai kerusuhan dan masyarakat keturunan Tionghoa banyak menjadi korban. "Saya berharap kejadian seperti itu tidak pernah terulang kembali," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id