Namun, siapa sangka, Reza ketika kecil kerap mendapat intimidasi dan kekerasan verbal dari teman-temannya.
"Waktu sekolah SD-SMP pernah di-bully, sebenarnya pengaruhnya pada saat sekolah. Kayak takut datang ke sekolah, berangkat selalu was-was," kata Reza saat ditemui Metrotvnews.com di kawasan Semanggi, Jakarta, pada Senin (2/3/2015).
Reza menceritakan bahwa sosoknya sebagai kutu buku dan memiliki darah campuran membuat dia jadi bahan empuk bulan-bulanan, "Saya dipalak, saya kesayangan guru juga, kalau saya enggak kasih contekan dikata-katain, didorong-dorong."
Intimidasi dan kekerasan verbal yang dialami Reza pun berhenti ketika dia beranjak dari bangku SMP, tetapi perlahan memengaruhi kondisi psikologis pria kelahiran 5 Maret 1987 itu, "(Bully) Sedikit membuat saya lebih tertutup. Saya waktu SMA jadi sangat introvert. SMA tapi enggak di-bully lagi."
Reza pun mampu menjadikan cacian yang diterimanya ketika bocah sebagai pemicu untuk berkarya lebih baik dan membuktikan diri mampu berprestasi.
"(Bully) Itu jadi dorongan, jadi motor yang kuat. Saya bisa berdiri tegap dan menunjukkan apa yang dulu elo (orang yang mem-bully Reza) semua lakuin itu enggak ada artinya buat gue sekarang. Cuma saya mengontrol bukan jadi arogan, untuk orang yang mem-bully itu sedang membuang waktu," tukas Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
