"Contohnya saya pernah syuting dari jam 12 siang sampai jam 12 siang hari berikutnya," kata Lucky, di acara Dialog Selasa yang digelar Partai NasDem di Auditorium DPP NasDem Jakarta, Selasa 3 September 2019.
Tak hanya orang dewasa, mantan aktor ini juga menyoroti eksploitasi yang terjadi pada anak. Dia mengenang pengalamannya saat para kru dan seniman anak dituntut bekerja melebihi batas waktu yang ditentukan.
"Saya juga pernah syuting bersama anak kecil yang meninggal karena kelelahan walaupun sebelumnya anak itu sempat sakit," sambung dia.
Lucky menyebut, hal ini terjadi lantaran industri tidam memberikan kepastian perlindungan hak-hak terhadap seluruh pekerja. Hal ini, kata dia, bisa dilihat dari kontrak kerja yang tidak mengedepankan hak pekerja.
"Ini menyebabkan banyaknya pekerja yang diabaikan kesehatannya, tunjangannya dan kepastian hak-hak pekerja," beber dia.
Selain isu eksploitasi, kata Lucky, industri seni saat ini juga mengedepankan keuntungan di atas kualitas. Banyak produk industri hiburan yang hanya mengedepankan rating dan jumlah penonton semata.
"Bila faktor itu saja yang mempengaruhi industri seni maka hal tersebut bisa mematikan kreativitas dan mengeksploitasi pekerja seni," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
