Kementerian itu dibentuk lantaran Dhani menyayangkan keputusan Presiden Jokowi tidak membuat kementerian yang fokus pada industri kreatif dan seni.
"Nanti kita akan menghadap DPR, kenapa kita duluan yang respon ini. Kenapa anggota DPR nggak respon duluan. Apakah seni kreatif itu nggak dianggap penting? Dianggap cuma lucu-lucuan?," ujar Dhani saat konferensi pers di kediamannya, kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2014).
Ayah dari Al, El dan Dul itu mengatakan jika Kementerian Industri Seni dan Kreatif ada, akan lebih memperlancar perkembangan industri tersebut di tanah air.
"Kalau misalnya ada Kementerian Industri Kreatif, paling nggak disiapin dananya Rp100 miliar tiap tahun supaya bisa dijalani dengan baik. Kalau dana cuma Rp10 miliar cuma bayar gedung sama pegawai doang," lanjut Dhani.
Kementerian bayangan tersebut, lanjut Dhani, tentu memiliki agenda jangka pendek, yaitu membuat para musisi Indonesia "go international".
"Sebenarnya ini sama seperti tugas saya sebagai produser musik di RCM. Bagaimana caraya bikin Raisa go internasional, nanti kita bikinkan album, duet sama Robbie Williams. Gimana Slank bisa dikenal di seluruh dunia. Kita butuh bantuan Agnes kalo pemerintah nggak bisa bantu, ya kita yang bantu. Pokoknya kita minta bantuan dari pengusaha-pengusaha yang punya uang lebih, yang bisa bantu Indonesia lebih dikenal di seluruh dunia," ujarnya.
Kementerian tersebut menurut Dhani dibuat secara konsorsium, atau berdiri atas azas himpunan. Rencananya, Dhani akan meminta bantuan kepada rekan musisinya, Anang Hermansyah, yang kini menjabat sebagai anggota DPR untuk melancarkan kegiatan "Kementerian Bayangan".
"Hari ini Kementeriannya mulai efektif, habis ini saya akan datang ke Anang, minta bantuan," tegas Dhani.
(ASA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
