Sekitar usia 13 tahun, Reino tinggal ke Swiss untuk menempuh pendidkan sekolah menengah. Seperti negara-negara Eropa lainnya, Swiss punya musim dingin dan panas tahunan, serta durasi waktu terang yang berbeda setiap musim. Dalam musim panas, terang atau siang jauh lebih lama dan itu berpengaruh terhadap penentuan waktu subuh dan maghrib.
Karena jeda dari subuh menuju maghrib lebih lama, puasa Ramadhan di Swiss pada musim dingin berlangsung lebih lama ketimbang negara di garis ekuator seperti Indonesia. Ramadhan tahun ini (Mei 2019) misalnya, berlangsung pada akhir musim semi menuju musim panas. Waktu subuh bervariasi antara pukul 03.00 - 04.00 dan maghrib antara pukul 20.48 - 21.24. Beda dengan Indonesia yang punya waktu maghrib antara 17.30 - 18.00.
Namun selama empat tahun di Swiss pada akhir 1990-an, Reino selalu mengalami puasa Ramadan dalam kurun waktu Desember hingga Januari atau musim dingin. Jeda waktu subuh-maghrib untuk berpuasa relatif lebih singkat ketimbang musim panas dan setengah jam lebih cepat ketimbang jeda di Indonesia.
"Selama saya di sana, puasanya selalu saat winter," kata Reino kepada Medcom.id usai menjadi tamu program Live Event Matahari Baru Negeri Sakura di Metro TV, Rabu, 1 Mei 2019.
Selain soal perbedaan waktu sholat harian, situasi sosial juga membawa pengalaman berbeda bagi Reino. Mayoritas kawan-kawannya adalah pemeluk Kristen dengan tradisi puasa dan doa yang berbeda. Apalagi waktu itu, kata Reino, tradisi dalam Islam belum diketahui secara luas oleh masyarakat umum.
Dalam lingkungan keluarga Islam di Indonesia, sahur dan buka puasa adalah tradisi yang biasa dilakukan sama-sama. Namun dalam pengalaman pribadi Reino saat remaja, makan sahur dan buka biasanya dilakukan sendiri karena kawan-kawannya beda agama. Teman sekamar Reino juga beda agama sehingga ketika menyiapkan sahur pagi, Reino berusaha untuk tidak menggangu waktu tidur kawannya.
Reino mengenalkan apa itu salat kepada kawan-kawan remajanya. Pernah suatu ketika, Reino menjalankan ibadah salat sendiri di kamar. Kawannya bingung apa yang sedang dilakukan Reino sembari duduk. Dia pun menjelaskan, tetapi ternyata tidak cukup sekali karena banyak kawannya yang belum tahu seperti apa tradisi doa dalam Islam.
"Jelaskan lagi, jelaskan lagi," kenang Reino.
Larangan makanan, seperti minuman beralkohol dan makanan olahan daging babi, juga menjadi topik obrolan Reino dengan kawan sekolahnya. Dia harus menjelaskan bagaimana aturan agama melarang jenis makanan tertentu untuk dikonsumsi.
Kini, Reino akan menjalani bulan puasa Ramadan berbeda dengan apa yang pernah dia jalani sewaktu remaja di Swiss Setelah menikah dengan Syahrini pada akhir Februari 2019, Reino dan istrinya tinggal di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News