Melalui keterangan tertulis yang diunggah pada akun Instagram, kelompok yang terdiri dari Angkuy dan Nobie ini menyampaikan pesan simbolis bahwa panggung mereka diserahkan kepada “suara tanaman” yang mewakili kerusakan alam.
“Suara di panggung ini adalah suara tanaman yang hidup di lingkungan yang rusak. Kami tidak ingin berpesta bersama perusak lingkungan,” demikian pernyataan yang mereka unggah.
Lebih lanjut, Bottlesmoker menegaskan sikapnya dengan menolak berpesta di festival tersebut.
| baca juga:
|
“Kami memutuskan untuk tidak berpesta di Pestapora dan memberikan panggung kami kepada tanaman yang hidup di lingkungan yang rusak. Langsung atau tidak langsung, afiliasi Freeport di Pestapora menjadi alasan kami untuk berdiri di barisan penonton,” tulis mereka.
Keputusan ini sekaligus menjadi permintaan maaf kepada penonton yang sudah menanti penampilan mereka.
“Mohon maaf kepada teman-teman yang datang, kami tidak bisa menyajikan pertunjukan seperti biasanya."
Bottlesmoker sendiri dikenal sebagai kelompok musik yang konsisten menawarkan kebaruan dalam karya mereka. Keduanya membentuk unit ini dengan ciri khas memanfaatkan instrumen buatan tangan, termasuk memodifikasi mainan seperti Nintendo DS, radio, hingga telepon genggam. Konsep tersebut dikenal luas dengan istilah circuit-bending.
Selain memanfaatkan instrumen konvensional seperti melodika, glockenspiel, dan hand bell, mereka juga menciptakan perangkat musik unik seperti Noise Box, Theremin, dan 8 Step Sequencer. Kombinasi suara yang dihasilkan melahirkan karakter musik elektronik yang berbeda dari musisi lainnya, sekaligus menegaskan identitas Bottlesmoker di kancah musik independen Indonesia.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
