"Pertama, karena dia sirik. Kedua karena dia bisa saja ikut-ikutan orang lain yang terlihat sedang mem-bully kita," kata Anya Geraldine dalam bincang virtual bersama Viu Indonesia, tempo hari.
Faktor ketiga, menurut Anya Geraldine pelaku perundungan mencoba melampiaskana kekesalan yang dihadapi di dunia nyata. Rasa kesal berimbas di dunia maya dan menjadi tindakan cyberbullying.
"Ketiga, bisa juga karena dia sebenarnya balas dendam. Mungkin in real life mereka adalah orang-orang tertindas. Jadi dia enggak tahu mau membalas orang-orang yang menindas," kata Anya.
"Bagaimana caranya dia melampiaskan itu ke salah satu tokoh atau publik figur yang lagi di-bully sama yang lain, ikutan. Jadi dia ada puasnya sedikit," terang Anya.
Pada kesimpulan terakhir, Anya Geraldine menilai cyberbullying kini telah membudaya di tengah masyarakat Indonesia. Terlebih kekuatan viral sekarang dapat terjadi di lingkungan penjara.
"Kalau dilihat dari kasus-kasus kemarin sempat ada beberapa orang viral sampai tertangkap polisi karena viral, karena salah. Tapi budaya kita membiasakan 'ya sudah, enggak apa-apa', orang seperti itu cyberbullying saja," kata Anya.
Anya Geraldine tak sependapat dengan tindakan cyberbullying yang telah membudaya di Indonesia. Menurutnya, ada ganjaran tersendiri untuk pelaku seperti itu. "Enggak harus ikut mem-bully dia juga. Dia sudah mendapat ganjaran sampai masuk penjara," kata Anya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id