"Buat saya itu bukan suatu kewajaran," kata Rano, dalam jumpa pers di kantor Falcon Pictures, di Jakarta Selatan, Senin 13 Januari 2020.
Menurut Rano, ondel-ondel semestinya dimainkan dalam acara yang mulia. Misalnya dalam acara pernikahan atau festival kebudayaan.
"Ondel-ndel itu bukti dia punya sejarah. Artinya tempatnya bukan di pinggir jalan. Tempatnya mulia. Di (pesta) kawinan. Kalau ini kan tidak. Saya baru belakangan sadar kok banyak sekali ondel-ondel di pinggor jalan dengan radio kampung keliling," paparnyan
Rano melanjutkan, menjamurnya ondel-ondel di jalanan terjadi karena motif ekonomi. Sebab itu, Rano mengimbau pemangku kebijakan bisa peka melihat realita tersebut. Dia ingin martabat kebudayaan Betawi itu bisa ditempatkan di tempat yang semestinya.
"Saya yakin Ini masalah kepekaan. Saya yakin juga instansi pemerintah juga peka. Tapi kalau ngelihat realita seperti ini berarti ada realita yang belum semuanya tercover. Saya yakin DKI anggaran untuk pelestarian budayanya besar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News