"Saya ingat rasanya menjadi orang miskin dan diejek anak-anak lain," kata Justin Bieber dalam wawancara dengan majalah OK!.
"Saya ingat ketika duduk di restoran dengan ibu saya dan dia lebih memilih memesan air mineral daripada soda. Saya ingat bagaimana saya sangat ingin sekaii memesan soda. Dan saya ingat ketika saya pertama kali mendapat bayaran yang besar. Saya sangat bahagia karena bisa menggunakan uang itu untuk kebutuhan ibu saya," ujarnya.
Beberapa tahun terakhir, Bieber lebih dikenal sebagai anak nakal ketimbang musisi yang santun. Tetapi pria asal Kanada itu memiliki alasan tersendiri soal perilakunya itu.
"Saya ingin orang-orang mengerti ketika Anda selalu berada dalam pengawasan, itu sangat sulit," kata Bieber.
Seperti manusia normal lain, mantan kekasih Selena Gomez ini mengalami masa 'pemberontakan' dalam hidupnya.
"Itu adalah waktu yang sulit bagi saya dan saya dalam fase memberontak terhadap apa pun. Itulah saat saya membuat banyak kesalahan. Ketika kamu berusia 19 atau 20, kamu akan melakukan banyak kesalahan-kesalahan. Bedanya, saya selalu diikuti kamera ke mana saja," ujarnya.
Sadar dengan citranya yang tak terlalu positif, Justin Bieber mencoba menangkal lewat karya musik.
Hasilnya, album Purpose yang dinilai menjadi gambaran penting sosok Justin Bieber saat ini. Bieber yang dewasa, baik secara musikalitas dan sikap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
