Adrian Yunan dalam konser Akrabi: Adrian Yunan (Foto: Shindu Alpito)
Adrian Yunan dalam konser Akrabi: Adrian Yunan (Foto: Shindu Alpito)

Merefleksikan Kehidupan lewat Konser Intim Adrian Yunan

Agustinus Shindu Alpito • 27 Maret 2019 14:41
"Banyak hal-hal yang terjadi, tapi susah diceritakan. Satu hal yang bisa gue ceritakan, sebenarnya kehilangan penglihatan itu (ada bagian dari indra) dikurangi, tapi juga kemampuan indra lain ditambah. Salah satunya pendengaran," kata Adrian Yunan.
 
Selasa malam, 26 Maret 2019, Adrian menggelar konser di i Can Studio Live. Berbeda dari penampilan Adrian di panggung-panggung sebelumnya, aksi malam itu terasa intim. Adrian bahkan terlihat begitu nyaman bercerita tentang apa yang dialaminya selama beberapa tahun terakhir, terutama terkait dengan penyakit yang menyerang indra penglihatannya.
 
Berjudul Akrabi: Adrian Yunan, para tamu undangan dan penonton benar-benar mendapat kesempatan untuk lebih akrab dengan Adrian. Bertempat di studio rekaman yang mampu mengakomodasi kurang dari 100 penonton, panggung dirancang sedemikian rupa seperti sebuah set dalam acara komedi situasi yang mempertontonkan kamar tidur, ruang tamu dan ruang keluarga.

"Semua lagu gue dibuat di rumah. Setelah rehat dari Efek Rumah Kaca, gue harus istirahat 5 tahun. Di sini ada ruang keluarga tempat berkumpul dengan istri dan anak. Ruang tidur dan ruang yang sunyi di ujung sana."
 
"Ini seperti di rumah gue, rumah bersahaja," ujar Adrian menjelaskan konsep dekorasi panggung.
 
Adrian bukan saja mengajak para penonton untuk secara fisik dekat dan tak bersekat. Dia juga membagikan perspektif dirinya sebagai penyintas yang bergulat dengan keterbatasan fisik. 
 
"Kabarnya orang yang enggak bisa melihat dari lahir kalau bermimpi, wujudnya suara dan pengalaman terhadap benda."
 
"Gue beruntung, mimpi gue visual. Mimpi adalah hal yang gue tunggu-tunggu karena saat itu gue bisa melihat visual. Mimpi jadi lebih berarti," kata Adrian.
 
Ungakapan-ungkapan seperti itu membuat para penonton merasa dekat dengan Adrian. Dia mampu memecah batas-batas yang sebelumnya membuat para awam canggung dalam berinteraksi dengan Adrian. Lewat komunikasi yang cair itu, Adrian memosisikan penonton adalah sahabat-sahabatnya yang berhak tahu kondisi yang dialaminya, juga cerita-cerita di baliknya.
 
Dalam aksi panggung kali ini, Adrian dibantu oleh Reza Ryan, gitaris jazz-eksperimental yang dengan sangat baik menerjemahkan bebunyian yang melapisi tiap lagu malam itu. 
 
Dalam beberapa lagu, Adrian tidak sendiri. Vokalis Stars & Rabbit Elda Suryani hadir membawakan lagu Komedi Situasi. Menurut Elda, lagu ini memberinya tantangan tersendiri. Notasi yang ganjil membuatnya susah-payah dalam menyanyikannya.
 
"Untuk nadanya sampai ketangkap, susah banget," ungkap Elda.
 
Merefleksikan Kehidupan lewat Konser Intim Adrian Yunan
 
Elda mampu membuat Komedi Situasi terdengar hidup. Sebuah lagu yang merefleksikan bahwa kehidupan kita semua tak ubah seperti cerita komedi situasi di layar televisi. Kita merayakan kesedihan dan kesenangan dalam peran yang sama, diri kita sendiri.
 
Selain Elda, hadir pula Natasha Abigail. Adrian bahkan juga mengajak anak tetangga dan keponakannya untuk turut bernyanyi pada singel baru berjudul Mencar. Keterlibatan orang-orang dekat membuat Adrian terasa begitu nyaman di atas panggung dan menggambarkan keintiman yang sesungguhnya.
 
Kebutaan yang dialami membuat Adrian sangat peka dalam merespons beragam peristiwa di sekitarnya. Salah satunya tertuang dalam lagu Mainan. Sebuah lagu yang ditulis Adrian atas peristiwa yang membekas di hatinya, saat secara tidak sengaja dirinya merusak mainan sang anak. Rindu, putri Adrian yang masih kecil bukannya marah atas kejadian itu, dia seolah memahami kondisi fisik Adrian dan menenangkan Adrian atas kejadian itu.
 
Merefleksikan Kehidupan lewat Konser Intim Adrian Yunan
Rindu, putri Adrian menemani sang ayah saat membawakan lagu Mainan (Foto: Shindu Alpito)
 

Seharusnya, Rindu berduet dengan Adrian malam itu. Dia tampak malu, saat di atas panggung tak henti memeluk sang ibu. Adrian mencoba menaklukkan Rindu lewat candaan seputar boneka sapi dan gajah kesayangan Rindu, namun sang buah hati tetap enggan. Akhirnya, Adrian membawakan Mainan tanpa berduet dengan Rindu. Namun, Rindu bersama sang ibu menemani Adrian membawakan lagu itu di atas panggung.
 
Malam itu Adrian tak hanya membawakan materi-materi yang telah dirilis dalam album debut Sintas. Dia juga menyanyikan lagu baru berjudul Mengenang Kasino. Sebuah lagu yang ditulis atas rasa kagum terhadap komedian dan aktor legendaris Kasino, personel dari Warkop DKI.
 
Jelang akhir pertunjukkan, Adrian pindah ke set kamar tidur. Dia mengganti pakaiannya dengan baju tidur. 
 
"Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana detik pertama ketika enggak melihat lagi," ujar Adrian. Kemudian dia mengajak para penonton untuk memakai penutup mata yang telah dibagikan sebelumnya.
 
Sejurus kemudian, Adrian membawakan lagu Ruang yang Sama.
 
Adrian melagukan lirik, "Karena melihat tak hanya mata, Dunia adalah serat yang diraba."
 
Suasana terasa magis. Adrian menambahkan efek reverb dan delay yang membuat lagu terdengar menggema. Suasana kian terasa khusyuk hingga menemui penggalan akhir lagu yang berbunyi, "Hidup adalah citraan di kepala."
 
Rabu, 27 Maret 2019, pagi pertama usai Adrian melewati konser malam itu, dia membagikan sedikit pengalamannya kepada saya melalui sambungan telepon. 
 
Adrian bercerita bagaimana gema suara yang dibawakan pada lagu Ruang yang Sama sesuai apa yang telinganya dengar ketika penglihatannya mulai memudar. Dia ingin membawa pengalaman itu kepada para penonton yang hadir.
 
Ada masa-masa tertentu Adrian merasa suara yang didengarnya bergema, bahkan merasa suara istrinya terdengar berbeda. Peristiwa itu membuatnya terasa asing. Hal-hal seperti itu diresapi Adrian dan dituangkan lewat karya-karyanya.
 
Lebih dari selusin lagu berlalu, keintiman harus berakhir. Saya melihat jam, menunjukkan pukul sebelas malam lebih. Hujan belum berhenti turun di luar. Sepanjang perjalanan pulang, bayang-bayang konser itu tak kunjung pudar. Penggalan lirik Komedi Situasi, "Mungkin tawa dan tangis lahir dari kesenangan dan kesedihan yang sama," terus berputar di kepala. Malam itu bukan saja spesial bagi Adrian, tapi juga para penonton yang hadir. Lewat karya-karyanya, kita seperti diajak merefleksikan diri, apakah kita sudah merayakan anugerah kehidupan lepas dari apapun persoalan yang kita hadapi?
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan