Tak butuh waktu lama bagi Charly ketika diajak berkolaborasi dengan duo asal Bandung itu. Musisi 42 tahun itu pun menyebut kolaborasinya dengan Neverrtale seperti musik Electronic Dance Melayu (EDM).
"Lagu ini menjadi gerbang lintas batas dan warna baru yakni Electronic Dance Melayu. Sebenarnya bukan aku yang gandeng, tapi memang Neverrtale tiba-tiba aku dihubungi terus diajak bicara, menemukanlah rumusan-rumusan yang baru," kata Charly.
Bagi Charly, kolaborasinya dengan musisi elektronik tidak hanya hal baru untuk perjalanan musiknya. Tapi juga sebagai upaya membuktikan musik melayu bisa berbaur dengan genre apa saja.
"Aku pengin juga membuat Melayu itu keren, sehingga dikemas mengikuti perkembangan musik EDM. Ini menjadi tantangan baru buat aku. Bagaimanapun basic aku sebagai entertainer ini kan harus selalu berpikir update, dan berpikir bagaimana bisa memberi warna yang baik," jelasnya.
Lagu "Rembulan" bercerita tentang hubungan jarak jauh atau LDR seseorang yang sedang kasmaran dan baru jadian. Padahal mereka masih menginginkan bisa sering jalan bersama dan belum siap menjalin hubungan LDR.
Neverrtale sebelumnya mengawali karier sejak tahun 2018 dengan membuat aransemen pop EDM (Electronic Dance Music) untuk sejumlah lagu pop seperti "Berharap Tak Berpisah" (Reza Artamevia), “Cintakan Membawamu” (Dewa 19), “Lebih Dari Egoku” (Mawar De Jongh), dan “Pandangan Pertama” (RAN).
Pada tahun 2020, duo Neverrtale yang beranggotakan Rizal Siddiq Al Tahiri (Rizal) dan Ritchie Rivaldy ini merilis single perdananya berjudul "Bintang Kecewa".
“Semoga kolaborasi Neverrtale dan Charly VHT menjadi kolaborasi perdana kami yang disukai seluruh lapisan masyarakat di manapun berada, sukses dan booming," kata personel Neverrtale.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
