Badai pula yang menciptakan lagu "Manusia Tanpa Rasa" untuk penyanyi yang juga berprofesi sebagai arsitek itu. Ardesy pun puas setelah mendengarkan lagu karya Badai untuknya.
"Senang banget karena ini pengalaman baru berkecimpung dalam dunia musik. Prosesnya enam bulan karena bang Badai sibuk," kata Ardesy di Bintaro.
Ardesy selama ini lebih banyak bernyanyi di gereja. Karena itu, Badai punya perlakuan khusus untuk mencocokan karakter suara Desy dan lagu miliknya.
"Lagu ini memang Desy banget. Menceritakan hubungan cinta yang dingin, tanpa kepekaan, tanpa kehangatan. Seperti ada dalam sebuah cinta, tapi ternyata tak dicintai seutuhnya," kata Badai.
Bagi Badai, bisa berkolaborasi dengan banyak penyanyi baru memang impiannya untuk terus meregenerasi musisi di Indonesia. Jika penyanyi bertalenta terus bermunculan, Badai percaya hal itu bakal membuat industri musik Indonesia semakin berkembang.
"Saya dari awal waktu di Kerispatih sudah jadi produser. Semenjak keluar dari Kerispatih pengen bercita-cita jadi pencetak penyanyi baru di samping membuat lagu untuk Afgan, Andmesh, Judika dan Terry yang cukup berhasil," jelas Badai.
Sebagai musisi yang lebih dulu berkecimpung di dunia musik, Badai pun percaya dengan talenta milik Ardesy. Dia berharap profesi Ardesy sebagai arsitek tidak menghalangi minatnya terhadap dunia tarik suara.
"Tidak hanya penyanyi saja yang bisa jadi penyanyi, tapi semua profesi pun bisa," tutup Badai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News