Seperti unit band lain dari tanah Pasundan, XTab tampil begitu membumi. Death metal di tangan empat pemuda Cimahi ini menjadi begitu intim berinteraksi dengan kultur lokal.
"Kita semua sama, tidak ada perbedaan. Kabeh sarua, kabeh sedulur ( semua sama semua saudara)," ujar Odoy sang vokalis berinteraksi dengan bahasa sunda kepada penonton sebelum menggeber lagu Susah Senang Kudu Babarengan.

Di panggung yang berada di dalam ruangan Econvention, Ecopark, Ancol ini, band beraliran death metal ini membawakan empat lagu.
Lagu-lagu Susah Senang Kudu Babarengan, Harta Moal Dibawa Paeh, Jawara Lain Jawara dan Gorok Kuragaji, cukup membakar penonton di area mosphit yang tak jarang begitu fasih ikut menyanyikan lirik-lirik lagu XTab.
"Harta moal dibawa paeh, harta moal dibawa paeh (harta tidak dibawa mati)," teriak penonton yang asyik berjingrak-jingkrak membuat lingkaran di area mosphit.

Band yang diawaki Ovik (gitar), Odoy (vokal), Gun (drum) dan Ncenk (bass) memang tidak begitu saja menelan death metal yang tak jarang berisi materi yang kelam dan ngeri. Death metal ala XTab adalah death metal ala Indonesia.
"Kami hanya ingin membawa pesan positif melalui musik kami," ujar Ovik gitaris Xtab kepada Metrotvnews.com, usai tampil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News