Didi Kempot memulai perjalanannya di musik saat dia masih sangat muda, sekitar umur 20-an. Kariernya berawal sebagai pengamen. Hidup susah tidak menghentikan semangatnya untuk tetap setia pada musik. Ini semua berkat apa yang sang ayah tunjukkan padanya dalam berkarya.
“Itu berangkat dari kecil juga. Bapak saya sebelum pentas biasanya main kendang dulu. Ini bapak cari uang buat kamu. (Semangat) itu kebawa. Bapak seniman besar tapi ngekos pindah-pindah,” ujar Didi dalam program wawancara Shindu's Scoop.
Sang ayah, Ranto Edi Gudel, adalah seorang pelawak terkenal dari kota Solo. Namun, pada masa itu menjadi pelawak terkenal ternyata tidak menjanjikan kehidupan yang bergelimang harta.
Sang ayah selalu mendukung anak-anaknya untuk mengejar impiannya. Yang penting, mereka bisa melakukannya dengan total.
“Bapak selalu bilang, bapak saya orangnya demokrartis banget silahkan mau jadi apa. Bapak tidak menekan kamu harus jadi apa,” ujarnya.
“Mau jadi apa saja yang penting total,” lanjutnya.
Dalam berkarier sebagai seniman, sang ayah selalu berpesan agar orang tidak mengejar uang dulu namun berkarya. Hal ini selalu diingat Didi.
“Jadi seniman jangan mimpi jadi kaya dulu. Mahakaryamu yang dikenal orang insya Allah rezeki akan datang," kata Didi menirukan nasihat sang ayah.
Apa yang dikatakan sang ayah benar-benar terjadi pada hidup Didi. Dia mengenang sosok sang ayah dengan menulis lagu berjudul Bapak. Lagu itu sekaligus sebagai jawaban Didi atas tantangan sang ayah yang pernah menggoda Didi, jika penulis lagu top akan lebih sempurna jika dapat menulis lagu untuk orangtuanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
