"Ketika kita ingin memperkenalkan produk ke luar, kalau bikin musik sama kayak mereka kita selalu jadi nomor dua. Itulah alasan unsur Jawa karena di sana tidak ada," kata Eka Gustiwana di Jakarta Selatan, Kamis, 27 Februari 2020.
Untuk saat ini, Weird Genius menggunakan instrumen dan budaya Jawa, berupa gamelan. Mereka pun percaya diri, identitas mereka dari peleburan budaya barat dan timur agar dapat dikenal lebih luas.
"Yang buat kita percaya diri karena kita punya suara yang mereka enggak paham. Kita punya gamelan. Itulah kenapa kita harus bahasa jawa dan gamelan untuk statement Bahasa Jawa keluar," kata Eka.
Weird Genius saat ini masih dalam pematangan konsep musik. Mereka menyadari, genre musik elektronik kini kian beragam. Hal ini menjadi alasan mengapa Weird Genius belum menelurkan album.
"Setelah kita menemukan jati diri kita dan kita sudah tahu arahnya mau ke mana musik terbentuk karakternya kita bisa bikin album. Karena album statement seorang musisi. Harus ditata baik dan filosofi lagu. Genrenya kurang lebih harus sama. Kita belum rilis album karena masih eksplorasi lagu baru," kata Eka.
Diakui mereka untuk saat ini masih menggunakan instrumen musik Jawa karena familiar terdengar. Mereka pun tak menutup kemungkinan untuk menggali instrumen dari daerah lain.
"Kalau instrumen di Indonesia banyak banget bisa kita cek juga di sejarah. Masalahnya selain yang kita kenal (gamelan), apakah masih ada, apakah masih ada yang mainin? Karena kita butuh yang bisa memainkan dengan benar," mata Gerald Liu.
Weird Genius terbentuk sejak 2016. Kendati terbilang baru, mereka telah mendapat panggung di sejumlah acara prestisius seperti Viral Fest Asia Festival Bangkok 2017, Soundrenaline 2018, Local Act for The Chainsmokers Live in Concert Jakarta 2018, Local Act for Yellow Claw's Indonesian Tour 2018, Sky Garden Bali 2018, serta SHVR Jakarta 2018 dan 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News