Musik dianggap sebagai sesuatu yang menghibur. Namun salah satu bidang seni ini ampuh dalam penyebarluasan opini hingga memupuk semangat perjuangan. Lebih lanjut, berikut 5 lagu yang dianggap propaganda dalam masa penjajahan:
1. Maju Tak Gentar
Lagu pertama yang dianggap sebagai lagu propaganda adalah Maju Tak Gentar garapan musisi Cornel Simanjuntak. Menurut Cornel Simanjuntak Seniman Pejuang dan Pejuang Seniman dalam jurnal Humaniora Universitas Gajah Mada, lagu ini berfungsi memotivasi perjuangan pemuda Indonesia dalam perjuangannya membela Tanah Air di tengah gempuran Belanda.
Lagu ini mengonstruksi bagaimana pemuda Indonesia bertempur melawan Belanda dan sekutunya dengan kondisi tak seimbang dalam kekuatan senjata. Namun pejuang Indonesia tak gentar dan terus maju berjuang dengan persenjataan bambu runcing, keris dan rencong seirama lagu Maju Tak Gentar.
2. Bagimu Negeri
Bagimu Negeri merupakan lagu ciptaan musisi Kusbini yang digagas Soekarno sebelum Indonesia merdeka. Lagu ini diciptakan untuk membakar semangat nasionalisme rakyat Indonesia semasa pendudukan Jepang (1942).
Lirik asli lagu ini mengandung kata Indonesia Raya. Namun Soekarno meminta Kusbini mengganti Indonesia menjadi Negeri agar tak dipersoalkan Jepang ketika lagu tersebut diputar di di radio pemerintahan mereka di nusantara (Dai Nippon) bernama Hoso Kyoku.
Nyatanya, Jepang tetap menyoalkan lagu ini ketika disiarkan di radio karena dikhawatirkan menimbulkan gerakan perjuangan rakyat untuk merdeka. Kusbini lantas diinterograsi dan diminta menjelaskan maksudnya membuat lagu tersebut.
3. Lagu Kimigayo
Jepang menjadi salah satu negara yang sadar mengenai pentingnya propaganda lagu. Hal ini terlihat kala Jepang menginvansi Indonesia pada 1942.
Awalnya Jepang mengumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman dari Tokyo dan radio pusat di Jakarta, bersama Orkes Simponi Nippon Hosyo Kanri dan juga Kimigayo. Tujuannya untuk membangkitkan kepercayaan rakyat terhadap Jepang yang mulai mendarat di Nusantara.
Jepang juga mengumandangkan lagu-lagu mereka agar budaya barat yang sebelumnya singgah di Nusantara dilupakan termasuk lagu kebangsaan Jepang Kimigayo dalam Undang-Undang no. 4 yang wajib diperdengarkan sambil mengibarkan bendera Himomaru. Perlahan Jepang mulai menjalankan pemerintahannya di Nusantara.
4. Lagu Menanam Jagung
Indonesia pernah dilanda kelaparan hebat semasa penjajahan Jepang tahun 1943-1944. Kala itu banyak orang yang terbujur kaku di pinggir jalan karena tak memiliki makanan untuk dikonsumsi.
Jepang lagi-lagi memanfaatkan propaganda musiknya dalam mengatasi masalah. Mereka membangun jaringan radio dengan menempatkan pengeras suara di setiap desa sambil menyanyikan lagu Menanam Jagung.
Pidato Soekarno yang menekankan untuk menanam jagung sebagai pengganti padi juga diputar melalui pengeras suara tersebut. BerkaT pidato Soekarno, rakyat, khususnya petani ramai-ramai menanam jagung dan bercocok tanam.
"Saudara-saudari terutama kaum wanita, dalam waktu yang terluang tanamlah jagung untuk kebutuhan sehari-hari," mengutip Wisnu Mintargo, Lagu Propaganda Dalam Revolusi Indonesia: 1945-1949.
5. Matahari Terbit
Musisi WR. Supratman pernah ditangkap Belanda karena mengumandangkan lagu Matahari Terbit yang diciptakan pada 1938. Dalam hal ini, Belanda menangkap WR. Suratman karena judul lagu tersebut dianggap mendukung kedudukan Jepang. Namun lagu tersebut sebetulnya diciptakan untuk meningkatkan semangat patriot dan nasionalisme bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News