Penyanyi asal Swiss itu mengunggah pernyataan lengkapnya melalui akun Instagram pribadi, pada Sabtu, 13 Desember 2025. Nemo menyatakan bahwa meski sangat berterima kasih atas pengalaman tersebut, ia tidak lagi merasa pantas menyimpan piala tersebut.
"Meski aku berterima kasih luar biasa atas komunitas di sekitar kontes ini dan semua pengalaman ngasih pelajaran sebagai manusia dan seniman, hari ini aku gak lagi merasa piala ini harus ada di rak pribadiku," tulisnya.
Alasan utama di balik langkah drastis ini adalah penolakannya terhadap partisipasi Israel, yang dianggapnya sebagai bentuk pembiaran oleh EBU. Nemo menilai keputusan itu sebagai penegasan terhadap genosida, bertolak belakang dengan tema persatuan yang digaungkan Eurovision.
Baca Juga :
Daftar Lengkap Juri Indonesian Idol Season 14: Raisa, Soleh Solihun hingga Vincent Rompies
Ia juga menyoroti kontradiksi antara klaim non-politik EBU dengan upaya kontes yang kerap disebut bisa memperbaiki citra negara. Dalam pernyataannya, ia menantang EBU untuk konsisten antara kata dan perbuatan.
“Jalani apa yang kamu nyatakan. Kalau nilai-nilai yang kami rayakan di atas panggung gak sampai ke bawah panggung, itu artinya lagu yang indah sekalipun kehilangan makna. Aku menunggu momen kata-kata dan aksi itu selaras. Sampai saat itu, piala ini milikmu (EBU)," tegas Nemo.
Protes ini tidak berdiri sendiri. Sebelumnya, sejumlah negara termasuk Islandia, Irlandia, Belanda, Slovenia, dan Spanyol telah mengumumkan penarikan diri dari Eurovision 2026. Alasannya serupa, yakni penolakan terhadap keikutsertaan Israel menyusul konflik di Gaza dan laporan PBB yang menyebut adanya tindakan genosida.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
