Mohammad Yamin & WR. Soepratman (Foto: dok. Kemdikbud & Koleksi Perpusnas RI)
Mohammad Yamin & WR. Soepratman (Foto: dok. Kemdikbud & Koleksi Perpusnas RI)

Dua Sosok Pahlawan Sekaligus Seniman di Balik Sumpah Pemuda

Basuki Rachmat • 28 Oktober 2025 16:10
Jakarta: Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati salah satu tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional, yakni Hari Sumpah Pemuda. Momen bersejarah ini lahir dari Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat, Batavia (kini Jakarta).
 
Kongres tersebut melahirkan Teks Sumpah Pemuda, sebuah ikrar yang menjadi dasar persatuan bangsa: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia. 
 
Di balik lahirnya peristiwa Sumpah Pemuda, terdapat dua sosok tokoh penting yang tak hanya dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia, tetapi juga sebagai seniman bertalenta yaitu Mohammad Yamin dan Wage Rudolf Soepratman.

Mohammad Yamin: Sastrawan, Pemikir, dan Penggagas Persatuan


Mohammad Yamin merupakan salah satu pahlawan nasional yang dikenal atas kontribusinya di bidang sastra, hukum, dan politik. Ia lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, pada 23 Agustus 1903 dan wafat pada 17 Oktober 1962.
Melansir dari Kemdikbud, Yamin menempuh pendidikan di Hollands Inlandse School (HIS) Palembang, Algemene Middelbare School (AMS) Yogyakarta, hingga melanjutkan kuliah di Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum Jakarta), yang kini menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia berhasil meraih gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada 1932.

Sejak muda, Yamin aktif di berbagai organisasi pergerakan, seperti Jong Sumatranen Bond, Indonesia Muda, Partindo, dan Parpindo. Kecintaannya pada dunia tulis menulis membawanya menjadi sastrawan penting pada dekade 1920-an. Karya perdananya muncul di jurnal Jong Sumatera dan berlanjut ke sejumlah tulisan berbahasa Belanda.
 
Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Gajah Mada, Sejarah Perang Diponegoro, dan Tan Malaka. Ia juga dikenal lewat puisinya bertajuk Indonesia, Tumpah Darahku (1928), yang menjadi simbol lahirnya semangat persatuan bangsa.
 
Mohammad Yamin sendiri mengemban peran penting di Kongres Pemuda 11. Kala itu ia menjabat sebagai Sekretaris Panitia Kongres yang merumuskan naskah Sumpah Pemuda. 
 
Ia juga sempat menggetarkan semangat para pemuda Indonesia saat Kongres lewat pidatonya yang berjudul Persatuan Bukan Perbedaan yang berisikan sebuah seruan lantang agar para pemuda bersatu melawan penjajah. Gagasan-gagasan Yamin tentang persatuan bangsa kemudian menjadi fondasi penting dalam sejarah Indonesia modern.

WR Soepratman: Pencipta  “Indonesia Raya” dan Pemersatu Bangsa Lewat Musik


Menurut keterangan cucu pencipta lagu "Indonesia Raya", B. Budi Harry, Wage Rudolf Soepratman atau WR Soepratman lahir di Meester Cornelis (kini Jatinegara, Jakarta) pada 9 Maret 1903 dan wafat pada 17 Agustus 1938.
 
Sosoknya dikenal sebagai pencipta lagu “Indonesia Raya”, yang menjadi simbol perjuangan dan semangat kebangsaan Indonesia.
 
Melansir dari MetroTVNews, WR Soepratman pertama kali memperkenalkan lagu "Indonesia Raya" di puncak Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928.
 
WR Soepratman sendiri dikenal luas sebagai pencipta lagu "Indonesia Raya" yang menjadi simbol nasionalisme dan semangat Sumpah Pemuda. 
 
Melansir MetroTvNews, WR Soepratman memperkenalkan lagu "Indonesia Raya" pertama kali pada puncak Kongres Pemuda II yang digelar di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat, Batavia (kini Jakarta) pada 28 Oktobet 1928.
 
Saat itu, WR Soepratman membawakannya secara instrumental menggunakan biola, tanpa lirik untuk menghindari kecurigaan pemerintah kolonial Belanda. Langkah ini bukan tanpa alasan, lirik "Indonesia Raya" mengandung semangat kemerdekaan dan nasionalisme yang berisiko dianggap provokatif oleh Belanda.
 
Meski sederhana, lantunan biola Soepratman berhasil menggugah rasa persatuan di antara para pemuda dari berbagai daerah. Nada-nada yang ia mainkan malam itu menyulut semangat dan meneguhkan tekad para peserta kongres untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda.
 
Namun, nasib berkata lain. Sosok penting di balik lahirnya semangat persatuan dan lagu kebangsaan ini wafat lebih dulu sebelum sempat menyaksikan Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
 
Pasca Proklamasi Kemerdekaan, "Indonesia Raya" secara resmi ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Republik Indonesia. Penggunaan dan tata cara penyanyi lagu tersebut kemudian diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958, yang masih berlaku hingga kini.
 

 
Hai Sobat Medcom, untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, Metro TV menggelar event bertajuk Jong Festival yang akan menghadirkan narasumber-narasumber inspiratif untuk berbagi insight menarik dan pastinya bermanfaat buat kalian.
 
So, tunggu apalagi, datang ya ke acara Jong Indonesia Festival Metro TV di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kamis 30 Oktober 2025 pukul 09.00-17.00 WIB.

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan