Sander van Doorn di DWP Bali 2025 (Foto: Anggi Hasibuan/Metro TV)
Sander van Doorn di DWP Bali 2025 (Foto: Anggi Hasibuan/Metro TV)

EKSKLUSIF DWP BALI 2025

DJ Sander van Doorn: Simpan Ponselmu dan Masuk ke Dalam Musik!

Anggi Hasibuan • 14 Desember 2025 11:36
Bali: Di tengah gemerlap festival musik berskala besar seperti DWP, satu hal kini tak terpisahkan dari lautan penonton: layar ponsel yang terangkat tinggi. Momen demi momen direkam, diabadikan, dan dibagikan. Namun bagi DJ sekaliber Sander van Doorn, pengalaman musik sejatinya tak bisa sepenuhnya dirasakan lewat layar.
 
“Kamu harus mengalaminya, bukan hanya menontonnya lewat ponsel,” ujar Sander, mengingatkan bahwa musik—terutama musik dance—lahir untuk dirasakan secara langsung, bukan sekadar ditonton.
 
Ia bercerita tentang pengalamannya melihat anak-anak merekam hampir setiap sudut sebuah taman hiburan. Momen yang seharusnya dialami justru berlalu sambil sibuk menatap layar. Fenomena serupa, menurutnya, kini sering terjadi di dance floor.

Meski begitu, Sander menegaskan bahwa dirinya tidak merasa terganggu dengan kebiasaan penonton merekam set DJ. Bukan soal kenyamanan artis, melainkan soal pengalaman personal penikmat musik itu sendiri. “Silakan merekam sebentar,” katanya, “Tapi setelah itu, simpan ponselmu dan benar-benar masuk ke dalam musik.”
 

Festival sebagai Ruang Eksperimen, Klub sebagai Rumah

Refleksi tersebut tak lepas dari cara Sander memandang musik dance secara lebih luas. Baginya, festival dan klub memiliki fungsi yang sangat berbeda. Festival adalah panggung besar, ruang terbuka untuk menguji energi dan materi baru. Sementara klub adalah tempat musik menemukan jiwanya.
 
“Musik klub harus lahir dari klub,” tegasnya. Ketika sebuah lagu tumbuh secara organik di lantai dansa—bukan dari strategi komersial—musik itu memiliki kekuatan yang lebih tahan lama. Dari sanalah sebuah lagu bisa berkembang, dikenal lebih luas, bahkan menembus arus utama tanpa kehilangan identitasnya.
 
Pandangan itu pula yang membuat Sander terus berani bereksperimen. Dalam beberapa tahun terakhir, ia banyak mengeksplorasi sound yang lebih abstrak dan techno yang terpengaruh dunia seni—materi yang, menurutnya, justru paling jujur ketika diuji langsung di hadapan penonton.
   

Ketika Pop, Dance, dan Seni Bertemu

Soal remix lagu pop, Sander melihatnya sebagai pertemuan dua dunia. Musik pop membawa memori dan kedekatan emosional, sementara dance music memberi ruang eksplorasi rasa yang baru. Ketika keduanya bertemu dengan tepat, sebuah lagu bisa dirasakan secara berbeda dari versi aslinya.
 
Ia pun tak keberatan jika remix karyanya terdengar lebih “kuat” dibanding versi original. Bagi Sander, yang terpenting adalah nilai baru yang dihadirkan sebuah karya—bukan soal ego atau siapa yang paling unggul.
 

Membaca Energi, Bukan Menghafal Set

Di balik panggung besar dan visual megah, pendekatan Sander justru terbilang sederhana. Ia tidak sepenuhnya mengandalkan set yang kaku dan terhafal. Satu hal yang pasti ia siapkan hanyalah lagu pembuka; selebihnya, ia membaca energi dan merespons suasana secara spontan.
 
Pendekatan inilah yang membuat setiap penampilannya terasa hidup. Seperti dance floor itu sendiri, yang idealnya bukan tempat untuk sibuk merekam, melainkan ruang untuk larut, bergerak, dan merasakan.
 
Di era ketika hampir setiap momen bisa diabadikan, pesan Sander terasa sederhana namun relevan: musik tidak diciptakan untuk disimpan di galeri ponsel, melainkan untuk dialami—saat itu juga, di tengah kerumunan, di lantai dansa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan