Regina Spektor (Foto: instagram)
Regina Spektor (Foto: instagram)

Regina Spektor Usir Penonton Pro-Palestina dari Konsernya: Ini Bukan Tempat untuk Politik

Elang Riki Yanuar • 29 Juli 2025 20:51
Jakarta: Regina Spektor, penyanyi keturunan Yahudi-Rusia, meminta sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina untuk meninggalkan konsernya di Revolution Hall, Portland, pada 26 Juli 2025. 
 
Insiden itu terjadi ketika beberapa penonton meneriakkan "Free Palestine" di tengah pertunjukan sehingga mengganggu jalannya acara. Spektor menegaskan bahwa panggung musik bukanlah tempat untuk diskusi politik.  
 
Peristiwa ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan di Palestina dan meningkatnya ketegangan global terkait konflik Israel-Palestina. Sebelumnya, PBB menggelar konferensi pada 28 Juli yang mendorong solusi dua negara untuk meredakan konflik. Sementara itu, Israel terus membantah tuduhan genosida dan pelanggaran hak asasi manusia.  

Dalam rekaman yang beredar di media sosial, pelantun “Fidelity” itu terlihat menanggapi protes dengan berkata, "Kamu hanya meneriaki seorang Yahudi. Saya tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Saya sangat menghargai keamanan.” 
 
baca juga: 
 

 
Ia juga bercerita mengenai kesulitan yang dialaminya setelah mengucapkan “Shalom aleichem” (semoga damai menyertaimu) dalam bahasa Ibrani pada konser sebelumnya.  
 
Penyanyi berusia 44 tahun itu dikenal sebagai pendukung Israel dan pernah mengkritik selebritas seperti Björk karena dianggap menyebarkan narasi "palsu" tentang konflik tersebut. Akun Instagram Zionists In Music juga pernah menyoroti dukungannya terhadap negara Yahudi itu.  
 
Saat beberapa demonstran mulai meninggalkan venue, Spektor berkomentar, "Saya pikir ini berbeda dari internet. Ini dunia nyata." 
 
Namun, salah seorang demonstran membalas, "Saya sedang menyaksikan anak-anak sekarat. Itu menyakitkan." 
 
Menanggapi hal itu, ia dengan tegas menyatakan, "Ini bukan tempat untuk percakapan itu. Saya orang sungguhan yang datang ke sini untuk bermain musik." kata Regina Spektor.
 
Sebelum melanjutkan pertunjukan, Spektor bercerita tentang pengalamannya sebagai imigran dari Uni Soviet. "Satu-satunya alasan saya bisa berbahasa Inggris adalah karena saya melarikan diri dari masalah seperti ini. Sekarang, saya justru dikucilkan di sini, dan itu menyebalkan," ujarnya. 
 
Sementara itu, berbagai tanggapan di media sosial mulai muncul, sebagian warganet mendukung sikap Spektor, sementara yang lain mengkritiknya karena dianggap mengabaikan penderitaan rakyat Palestina. 
 
(Maulia Chasanah)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan