Melalui suara yang dibalut dengan atmosfer elektronik, lirik mendalam, serta energi sinematik, genre musik Tiggi Hawke berada di antara pop-alternatif dan sesuatu yang berbeda.
“Jadi, saya akan menggambarkannya sebagai pop-elektro-alternatif. Mungkin itu cara terbaik untuk mendeskripsikannya," ucap Tiggi kepada Medcom.
Tiggi pertama kali merilis single berjudul “Neon Dancer” pada tahun 2017. Namun setahun sebelumnya, ia sempat merilis lagu berjudul “In The Wild” pada platform Soundcloud. Tahun 2020 menjadi titik balik kariernya ketika single “High Season” menjadi lagu paling viral dan sudah diputar hingga 10 juta kali di Spotify.
Tahun ini, Tiggi Hawke merilis single “Calling Earth” pada bulan Agustus. Single ini akan menjadi bagian dari EP dengan tiga trek lainnya. Tema lagu ini adalah keterhubungan melalui kalimat pertanyaan, “Jika teleponnya berdering dengan nomor tak dikenal, maukah kau angkat?” Baginya, lagu ini menjadi sebuah usaha dalam membangun koneksi dengan hal baru. Ia ingin lagu ini bisa diinterpretasikan oleh siapapun.
| baca juga:
|
“Lagu ini adalah tentang menjalin koneksi dan bagaimana caranya kita mau mengulurkan tangan serta membangun hubungan dengan apa pun atau siapapun,” cerita Tiggi tentang inspirasi di balik lagu “Calling Earth”.
“Karena aku sangat ingin menjaga arti lagu ini tetap ambigu. Aku tidak akan mengatakan itu apa secara spesifik. Kamu juga bisa mengartikannya menurutmu. Jadi, ini juga lagu kamu," ucapnya.
Perjalanan musiknya membawa Tiggi Hawke dari pengalaman menulis musik pertama kali hingga menggaet perhatian BBC Radio 1 dan KISS melalui lagunya. Namun, tidak semua kalangan cocok dengan gaya musik Tiggi.
Bagi beberapa pendengar baru, musiknya mungkin akan dianggap “aneh”. Bahkan, Tiggi Hawke sendiri juga mengakui bahwa EP terbarunya menjadi caranya untuk berdamai dengan sisi aneh dirinya. Bahkan, sisi ini membantunya menulis musik.
“Saya rasa bagian dari EP ini adalah bagaimana saya berdamai dengan (sisi aneh) itu. Tidak hanya berdamai, tapi juga menerima serta menunjukkan sisi itu. Jadi, mencoba untuk merayakan sisi itu dan bagian yang membuatku aneh juga membantuku membuat musik,” tuturnya.
| baca juga:
|
Hingga sekarang, ia masih mencoba berdamai dengan keanehan dirinya. Tiggi beranggapan bahwa proses ini adalah perjalanan yang tak berujung. Tiggi Hawke merasa bahwa ada hari-hari saat ia termotivasi untuk menulis lagu dan juga ada hari ketika ia sedang tidak ingin melakukan apa-apa.
“Tapi, selama kamu bergerak ke arah yang berbeda, tidak usah menyalahkan dirimu sendiri. Aku pun masih dalam proses ini,” pungkas Tiggi.
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
