Bintang-bintang tersebut antara lain Maestro Keroncong Waldjinah, Djaduk Ferianto, Yati Pesek, Sahita, Cak Dikin dan masih banyak lagi.
Ketua Panitia Solo SKF 2016, Ary Mulyono mengatakan, pertunjukan akan menyuguhkan suasana Stasiun Kota Jebres sebagai konsep panggung.
"Kita melihat stasiun Kota Jebres masih sangat kental suasana heritage-nya,” ungkap Ary saat menggelar jumpa pers di Gedung Gondo Puri Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/05/2016).
SKF 2016 yang berlangsung selama dua hari akan dimeriahkan 10 orkes keroncong, antara lain, Orkes Keroncong Yayasan Kesejahteraan Tunanetra (Yakentuntra), Orkes Keroncong anak-anak Gita Abadi, Orkes Sinten Remen Djaduk Ferianto dan Orkes Keroncong Bintang Solo.
Bukan hanya itu, pengunjung nantinya dapat menikmati stan Galeri Keroncong Bercerita.
"Di stan tersebut nanti akan dipasang beberapa foto dan keterangan dari tokoh-tokoh keroncong. Orang akan menyadari, banyak tokoh yang memiliki jasa di bidang musik keroncong namun namanya tidak ia kenal," tutur Ary.
Pelibatan generasi muda juga akan tampak dalam sajian teaterikal Kereta Koncong.
"Tentu saja menjadi perhatian kami ketika anak-anak tidak banyak yang mengerti saat ditanya mengenai siapa Waldjinah atau siapa itu Gesang. Maka kami berusaha melibatkan anak-anak dalam SKF 2016," tambah dia.
Maestro Keroncong berusia 70 tahun asal Solo, Jawa Tengah, Waldjinah, dalam jumpa pers menitipkan pesan pada generasi muda agar tidak takut terjun dalam musik keroncong.
"Keroncong itu menyenangkan. Seperti saya, dari usia 12 tahun hingga setua ini rasanya selalu ingin menyanyikan keroncong," ujar perempuan yang pernah berjaya dengan lagu Kembang Kacang dan Walang Kekek tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News