“Multo” sendiri menjadi bagian dari album terbaru mereka bertajuk Silakbo yang resmi dirilis pada 17 Januari 2025. Makna lagu “Multo” menggambarkan perasaan cinta yang tetap melekat meski hubungan telah berakhir.
Kata “multo” atau “hantu” digunakan sebagai metafora untuk kenangan dan bayangan masa lalu yang terus menghantui seseorang. Melalui liriknya, Cup of Joe ingin menunjukkan bagaimana rasa kehilangan dan cinta yang tak tersampaikan bisa membebani pikiran, membuat sulit melupakan, sekaligus mengajarkan pergulatan batin dalam proses melepaskan.
Lirik Lagu “Multo” Cup of Joe
Humingang malalim, pumikit na muna
At baka-sakaling namamalikmata lang
Ba't nababahala? 'Di ba't ako'y mag-isa?
'Kala ko'y payapa, boses mo'y tumatawag pa
Binaon naman na ang lahat
Tinakpan naman na 'king sugat
Ngunit ba't ba andito pa rin?
Hirap na 'kong intindihin
Tanging panalangin, lubayan na sana
Dahil sa bawat tingin, mukha mo'y nakikita
Kahit sa'n man mapunta ay anino mo'y kumakapit sa 'king kamay
Ako ay dahan-dahang nililibing nang buhay pa
Hindi na makalaya
Dinadalaw mo 'ko bawat gabi
Wala mang nakikita
Haplos mo'y ramdam pa rin sa dilim
Hindi na nananaginip
Hindi na ma-makagising
Pasindi na ng ilaw
Minumulto na 'ko ng damdamin ko
Ng damdamin ko
Hindi mo ba ako lilisanin?
Hindi pa ba sapat pagpapahirap sa 'kin? (Damdamin ko)
Hindi na ba ma-mamamayapa?
Hindi na ba ma-mamamayapa?
Hindi na makalaya
Dinadalaw mo 'ko bawat gabi
Wala mang nakikita
Haplos mo'y ramdam pa rin sa dilim
Hindi na nananaginip
Hindi na ma-makagising
Pasindi na ng ilaw
Minumulto na 'ko ng damdamin ko
Ng damdamin ko
Hindi mo ba ako lilisanin? (Makalaya)
(Dinadalaw mo 'ko bawat gabi) hindi pa ba sapat pagpapahirap sa 'kin?
(Wala mang nakikita) hindi na ba ma-mamamayapa?
(Haplos mo'y ramdam pa rin sa dilim) hindi na ba ma-mamamayapa?
Terjemahan Bahasa Indonesia
Menarik napas dalam-dalam, memejamkan mata untuk saat ini
Dan mungkin aku hanya melamun
Mengapa aku khawatir? Bukankah aku sendirian?
Aku pikir sudah tenang, tetapi suaramu masih memanggil
Semuanya sudah terkubur
Luka-lukaku sudah tertutupi
Tetapi kenapa kamu masih di sini?
Sangat sulit bagiku untuk mengerti
Hanya dengan doa ini, tolong lepaskan
Karena ke mana pun aku melihat, wajahmu yang kulihat
Ke mana pun aku pergi, bayanganmu selalu menempel di tanganku
Aku perlahan dikubur hidup-hidup
Aku tak bisa dibebaskan
Kamu mengunjungiku setiap malam
Aku tak bisa melihat apa pun
Tetapi aku masih bisa merasakan sentuhanmu di kegelapan
Tak lagi bermimpi
Bahkan tak bisa bangun
Nyalakan lampunya
Aku dihantui perasaanku sendiri
Perasaanku
Apa kamu takkan meninggalkanku?
Bukankah ini sudah cukup menyiksaku? (Perasaanku)
Dapatkah aku merasa damai?
Dapatkah aku pernah damai?
Aku tak bisa bebas
Kamu mengunjungiku setiap malam
Aku tak bisa melihat apa pun
Tetapi aku masih bisa merasakan sentuhanmu dalam kegelapan
Tak lagi bermimpi
Tak bisa bangun
Nyalakan lampunya
Aku dihantui perasaanku sendiri
Perasaanku
Apakah kamu takkan meninggalkanku?
(Kamu mengunjungiku setiap malam) Bukankah ini sudah cukup menyiksaku?
(Aku tak dapat melihat apa pun) Dapatkah aku merasa damai?
(Aku masih bisa merasakan sentuhanmu dalam kegelapan) Dapatkah aku merasa damai?
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News