Digelar dengan konsep sirkular - dengan penonton mengelilingi panggung, konser ini merepresentasikan kehangatan dan relasi personal Nadin dengan penggemarnya. Tak hanya berkesan bagi penggemar, konser intim ini juga dirasa Nadin sebagai momen yang menguji mentalnya. Bukan di hadapan ribuan penonton festival, justru panggung-panggung konseptual seperti Malam Mendengar membuatnya berdebar. Mempertanggungjawabkan karya musiknya pada tempat yang memang dirancang secara khusus untuk itu.
Baca juga: Sinopsis Venom: The Last Dance |
"Pentas ini untuk mengingatkan kalau aku, Nadin yang suka bernyanyi. Nadin yang harus bisa perform, Nadin yang di sini, Nadin yang punya lagu. Aku tahu cara menyanyikannya (lagu-lagu ciptaannya), membawakannya, dan aku akan membawakan dengan caraku, dan itu yang membuatku senang," kata Nadin di atas panggung.
Malam Mendengar dibuka dengan "Sorai", disusul kemudian "Semua Aku Dirayakan," "Di Akhir Perang," dan "Rumpang."
Hit Nadin yang lain seperti "Bertaut," "Rayuan Perempuan Gila," dan "Bunga Tidur" turut dibawakan. Total sebanyak 15 lagu dibawakan dengan "Sorak Sorai" sebagai penutup.
Satu hal yang patut diapresiasi dari pentas ini adalah kualitas suara yang terjaga baik, meski digelar di gedung olahraga dengan penonton yang mengelilingi panggung.
Nadin sendiri menjanjikan bahwa konsep pertunjukan Malam Mendengar akan kembali digelar untuk menghadirkan pengalaman dalam menikmati musiknya secara utuh.
Baca juga: Promotor Siapkan Kejutan Besar Jelang Fan Meet Up Lisa di Jakarta, Ada Bintang Tamu? |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News