Sejumlah lagu dari Timur menjadi penanda ledakan ini, mulai dari “Tabola Bale” milik Silet Open Up, “Pica-Pica” karya Juan Reza, “Orang Baru Lebe Gacor” karya kolaborasi Juan Reza dan Ecko Show, hingga “Stecu-Stecu” dari Faris Adam.
Fenomena tersebut bahkan mengantarkan beberapa musisi Timur masuk nominasi dan memenangkan penghargaan di ajang AMI Awards 2025.
Silet Open Up pulang membawa tiga piala untuk kategori Pencipta Lagu Pop Terbaik, Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik, serta Karya Produksi Kolaborasi Terbaik.
Dari ranah hip-hop, rapper asal Gorontalo, Ecko Show, meraih penghargaan sebagai Penyanyi Solo Rap/Hip Hop Terbaik lewat lagu “FYP Today 2” dan mendapat kesempatan tampil di TV nasional membawakan “Orang Baru Lebe Gacor” bersama Juan Reza dan Chesylino.
Ecko Show Tak Menyangka Membawa Pulang Piala AMI Awards 2025
Saat diwawancarai Medcom.id, Ecko Show, sebagai rapper dari Indonesia Timur mengaku tidak pernah membayangkan bisa membawa pulang piala pengharagaan musik paling prestisius di Tanah Air tersebut."Karena ini pertama kali meraih AMI Awards, jadi sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata ya. Saya selaku pelaku hip-hop yang notabenenya dari dari Timur Indonesia atau daerah, jangankan untuk menerima piala AMI, untuk mendapatkan sorotan aja itu agak susah untuk kita bermain di musik hip-hop," ujar Ecko Show saat diwawancarai secara virtual pada November 2025 lalu.
Ia menyebut kemenangan ini menjadi pemacu semangat bagi dirinya dan musisi-musisi Timur lainnya.
"Jujur senang, jadi apresiasi untuk diri sendiri, dan teman-teman yang terlibat di balik lagu yang "FYP Today 2". Jadi motivasi untuk kita, motivasi untuk teman-teman dari Timur Indonesia dan daerah lain juga," lanjutnya.
Baca Juga :
Musisi Indonesia Timur Bersinar di AMI Awards 2025, Bukti Musik Tak Lagi Jakarta-Sentris
Ecko menegaskan bahwa kemenangannya adalah momentum untuk memperkenalkan subgenre hip-hop acara, gaya hip-hop khas Timur yang belakangan semakin populer.
"Jadi kalau dari sisi gue makin semangat. Karena posisinya gua bawa genre musik hip-hop khas timur, yang kalian denger kayak lagu 'Orang Baru Lebe Gacor' itu nama istilahnya adalah hip-hop acara di daerah timur," tutur Ecko Show.
"Kalau di Jawa kan ada NDX A.K.A. yang punya ciri khas sendiri dengan hip-hopnya. Di Jakarta punya ciri khasnya sendiri, ada PORIS dan Tenxi. Nah, kami juga dari Timur punya sendiri nih yaitu hip-hop acara khas Timur," ujarnya.
Ecko Show juga menyoroti semakin beragam dan berwarnanya lanskap hip-hop nasional di saat ini.
"Hip-hop sekarang makin beragam dan makin terbuka pasarnya. Orang awam dan umum sekarang justru suka lihat hip-hop beragam nih. Jadi, mereka punya pilihan. Tentunya kalau dari saya sih senang. Jadi bukan hanya satu sisi hip-hop doang yang diterima, karena hip-hop di Indonesia itu beragam (dengan variasi subgenre-nya," kata Ecko.
Ecko Show pun berharap keberhasilan ini dapat membuka jalan bagi lebih banyak pelaku hip-hop di berbagai daerah Indonesia.
"Harapan gue dari dulu itu cuma satu, Industri musik di mana genre atau subgenre yang gue mainin itu bisa diterima oleh banyak orang. Ketika subgenre atau genre itu diterima, bukan hanya gue yang bisa makan. Semua musisi yang bermain di genre itu juga bisa makan," tutup Ecko Show.
Analisis Pengamat: “Ini bukan anomali, tapi perubahan struktur pasar”
Medcom.id juga sempat mewawancarai pengamat musik Aldo Sianturi, yang menilai fenomena ini memiliki dinamika tersendiri dan bukan hanya sekadar tren musik sesaat.
Menurut Aldo, ada tiga faktor utama yang mendorong musik Timur menembus arus utama:
1. Cultural authenticity sebagai value driver baru
"Musik Timur menawarkan ekspresi emosional dan naratif yang kuat, di titik ketika pasar mulai jenuh dengan pop urban konvensional," ujar Aldo kepada Medcom.id pada November 2025 lalu.2. Platform democratization
"TikTok, YouTube, dan streaming menghapus hambatan geografis, membuat hit dapat muncul dari mana pun, bukan hanya Jakarta."3. Community amplification
"Penguatan oleh komunitas diaspora secara organik menciptakan kurva pertumbuhan eksponensial tanpa investasi pemasaran besar. Situasi ini bukan “anomali”, tetapi indikasi perubahan struktur pasar."Aldo menilai musik Timur kini punya peluang besar menjadi genre lane baru dalam ekosistem musik nasional, apalagi ketika pendengar Indonesia sudah tidak lagi Jakarta-sentris.
Namun, ia menekankan dua syarat agar fenomena atau tren musik dari Timur ini berkelanjutan:
1. Konsistensi estetika dan identitas musik meningkatkan peluang menjadi genre/subgenre permanen
2. Kapasitas regenerasi dan skalabilitas talenta. Mencegah tren berhenti pada beberapa artis viral saja
"Jika kedua elemen ini terpenuhi, musik Timur berpotensi menjadi 'genre lane' baru dalam lanskap musik nasional. Tanpa itu, risikonya adalah penurunan menjadi fenomena hype siklus pendek," tutup Aldo Sianturi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id