Mereka resmi dipecat oleh agensi musik United Talent Agency (UTA) dan diblokir masuk ke wilayah Amerika Serikat setelah menyerukan slogan “Free Palestine” dan mengutuk aksi IDF (Israel Defense Forces) dengan meneriakan "Death, Death to IDF!".
Bob Vylan yang digawangi oleh Bobby Vylan (vokal, gitar) dan Bobbie Vylan (drum), selama ini dikenal vokal menyuarakan kritik terhadap berbagai isu sosial, seperti rasisme, politik, seksisme, hingga homofobia. Musik mereka merupakan perpaduan antara hip-hop, grime, dan hardcore punk.
Namun, aksi mereka di Glastonbury dinilai melewati batas oleh sejumlah pihak, termasuk oleh agensi mereka sendiri. UTA pun mengambil langkah tegas dengan memutus kontrak kerja sama mereka.
baca juga: Pesan Kuat Darkside soal Palestina dan Ketidakadilan di Coachella 2025 |
Sementara dalam keterangan resmi pimpinan Glastonbury Festival, Emily Eavis, menerangkan bahwa pihak mereka terkejut melihat aksi dari Bob Vylan pada 28 Juni kemarin.
"Teriakan mereka sudah melewati batas dan kami dengan segera mengingatkan semua orang yang terlibat dalam produksi festival bahwa tidak ada tempat di Glastonbury untuk antisemitisme, ujaran kebencian, atau hasutan untuk melakukan kekerasan," tutur Emily, yang dikutip dari Deadline pada Selasa, 1 Juli 2025.
Visa Personel Bob Vylan Diblokir oleh Amerika Serikat
Tak hanya dipecat oleh agensi musik mereka sendiri, Bob Vylan kini juga menghadapi masalah serius yaitu larangan masuk ke wilayah Amerika Serikat. Mereka mendapat kecaman keras dari Wakil Menteri Luar Negeri AS, Christopher Landau.Melalui unggahan di akun resmi X (Twitter) miliknya, Landau menegaskan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah mencabut visa personel Bob Vylan sebagai bentuk respons terhadap aksi mereka di panggung Glastonbury.
"Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (@StateDept) telah mencabut visa anggota band Bob Vylan menyusul aksi penuh kebencian mereka di panggung Glastonbury, termasuk memimpin massa meneriakkan seruan bernuansa kekerasan," tulis Christopher Landau di X pada Senin, 30 Januari 2025.
"Warga asing yang mengagung-agungkan kebencian dan kekerasan bukanlah tamu yang kami sambut di negara ini," tutupnya dengan nada tegas.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News