Foto: Medcom.id
Foto: Medcom.id

Masa Lalu yang Membentuk Musik Danilla

Elang Riki Yanuar • 28 Februari 2025 19:09
Jakarta: Danilla Riyadi dikenal sebagai musisi dengan warna musik yang sendu dan emosional, hingga para penggemarnya menjulukinya "Ratu Senja". Namun, di balik persona tersebut, ada kisah masa lalu yang turut membentuk karakter dan nuansa musiknya yang khas.
 
Dalam siniar Shindu’s Scoop di kanal YouTube Medcom.id, Danilla berbagi cerita tentang bagaimana memori masa lalunya membentuk warna musiknya yang kental dengan nuansa dark dan melankolis.
 
"Memori di masa lalu apa yang mungkin membentuk salah satu kegelapan Danilla?," tanya Shindu, sebagai pembawa acara.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Danilla mengungkap bahwa latar belakang keluarganya memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan ekspresi musikalnya hingga saat ini.
 
"Keluarga sih pasti. Karena pas gua melek juga kan udah sama keluarga, ya jadi itu attached banget makanya," ujarnya.
 
baca juga: Hubungan "Benci tapi Cinta" Danilla dengan Karya dan Ekspektasi Penggemar

 
Menariknya, Danilla juga menyadari bahwa tanpa pengalaman masa lalunya, mungkin ia tidak akan dikenal sebagai musisi dengan citra sendu seperti sekarang.
 
"Mungkin kalau gua nggak ngalamin itu, gua nggak akan jadi Ratu Senja dan sesendu ini. Tapi, sejujurnya, gua sangat menikmati masa lalu gua sih," ucap Danilla.
 
Danilla Belajar Bermusik dari Sang Ibu
 
Danilla juga sempat mengungkapkan bahwa bakat seni yang mengalir dalam dirinya berasal dari sang ibu, Ika Ratih Poespa, musisi jazz ternama Tanah Air. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan didikan keras serta standar tinggi yang ditetapkan ibunya dalam bermusik.
 
"Nyokap tuh keras banget sebenernya kalau udah masalah seni. Nyokap gua tuh kayak percaya, ‘Suara lu tuh enak, timbre-nya (warna suara) enak buat gua, lu nyanyi,’” ujar Danilla, mengenang bagaimana ibunya mendorongnya untuk terjun ke dunia musik.
 
Salah satu momen yang paling membekas bagi Danilla dalam perjalanan bermusiknya adalah saat ia harus membawakan lagu ciptaan ibunya.
 
Meski lagu itu sarat emosi, sang ibu merasa Danilla belum sepenuhnya menyampaikan perasaan yang seharusnya ada dalam lagu tersebut. Pengalaman itu pun menjadi titik penting baginya dalam memahami esensi bermusik.
 
"Akhirnya, ada momen di mana gua belajar yang namanya sakit hati. Walaupun sakit, lo tetep mesti live with it," lanjutnya.
 
Tak hanya itu, Danilla juga mengingat bagaimana ibunya menuntutnya untuk lebih mendalami perasaan saat bernyanyi.
 
"Waktu gua nyanyi, rasanya nggak ada. Nyokap bilang, ‘Kalau nyanyi ini dulu (hati), rasain dulu. Nggak suka lagunya? Cari sukanya!’ Ampe nangis gua," kenangnya.
 
Dari pengalaman itu, Danilla belajar bahwa musik bukan cuma soal suara vokal yang enak didengar, tapi juga soal ketulusan dalam penyampaian cerita.
 
Pelajaran itu pun membentuk gaya bermusiknya hingga kini, membuat setiap karya-karya Danilla terasa lebih hidup dan penuh makna.
 
"Akhirnya, sampai sekarang gua kalau nyanyi at least harus ngerasain dulu lagunya. Kalau gua yang nyanyiin, harus bener-bener suka dulu. Itu tuh sampai detik ini gua bawa banget," tutup Danilla.
 
(Basuki Rachmat)
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan