“Aku tak khawatir tentang itu. Mungkin ini akan menjadi bumerang padaku dalam beberapa tahun dan aku akan menyesalinya,” tuturnya di Jakarta
Terlepas masifnya artis berbasis kecerdasan buatan, ia menambahkan bahwa para penggemar tetap ingin menjalin hubungan dengan orang sungguhan di balik musisi yang mereka idolakan. Menurutnya, hal itu tidak akan bisa dilakukan dengan AI.
Greyson Chance juga tidak mengesampingkan kemungkinan adanya artis berbasis AI yang akan menguasai dunia musik di masa depan. Selain itu, ia yakin bahwa kecerdasan buatan tidak akan bisa meniru gayanya bermain piano di hadapan puluhan hingga ratusan orang.
“Menurutku, semakin kita mendalami teknologi, akan selalu ada artis-artis AI yang akan tampil bagus. Namun, apa yang bisa aku lakukan dengan piano di ruangan penuh penonton tidak akan bisa ditiru mereka,” ungkap Greyson.
Di kesempatan yang sama, ia juga mendorong para musisi untuk memanfaatkan AI sebagai alat untuk menciptakan musik yang lebih baik. Penyanyi berusia 28 tahun itu mengajak orang-orang untuk meminta program tersebut menuliskan grafik musik.
“Dan juga, apa yang akan kukatakan untuk para artis adalah manfaatkan AI sebagai alat, seperti memakai semua perangkat lunak AI, gunakan AI untuk membuat musikmu lebih baik, untuk membuat grafik musik dan sebagainya. Jadi, menurutku jangan takut,” terangnya.
"AI akan mempengaruhi semua hidup kita, suka atau tidak. Jadi, aku tidak akan terus memikirkan itu. Soalnya, apa yang harus aku lakukan soal AI?”," lanjutnya.
Baca Juga :
Musisi Asal Jaktim Tipu Klien Rp120 Juta: Diminta Bikin 60 Lagu Manual, Eh Ternyata Pakai AI
Tentang Greyson Chance
Greyson Chance adalah seorang penyanyi-penulis lagu, pianis, dan produser asal Amerika Serikat. Lahir dan besar di Oklahoma City, Oklahoma, Greyson pertama kali menarik perhatian dunia pada tahun 2010, ketika penampilannya memainkan lagu Lady Gaga "Paparazzi" di piano menjadi viral di YouTube, mengumpulkan puluhan juta penonton dalam hitungan hari.
Tak lama setelah itu, ia menandatangani kontrak dengan Geffen Records dan merilis album debutnya, Hold On ‘Til the Night (2011). Sementara kebanyakan sensasi viral remaja cepat pudar, Greyson memilih jalan yang berbeda. Ia mundur dari sorotan untuk berkembang sebagai pencipta lagu dan menemukan kembali suara artistiknya.
Selama bertahun-tahun, Greyson dikenal karena liriknya yang introspektif, melodi piano yang kuat, dan perpaduan unik antara pengaruh pop dan alternatif. Album comeback-nya, Portraits (2019), menandai kebangkitan kreatifnya, dengan lagu-lagu unggulan seperti “shut up” dan “yours” yang mendapat pujian atas kedewasaan dan kerentanannya. Ia kemudian merilis Palladium (2022), sebuah album yang menampilkan kepercayaan diri dan evolusinya sebagai seniman dan pencerita.
Greyson Chance datang ke Indonesia dalam rangka konser yang digelar pada Jumat, 14 November 2025 di Krapela, Row 9, Jakarta Selatan. Jakarta pun menjadi pemberhentian terakhir pada tur ini usai menjajal Bangkok, Manila, dan Singapura.
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id