"Menulis lagu adalah cara aku mendokumentasikan dan membedah apa yang hidup ini telah berikan padaku sejauh ini. Dan, entah kenapa, semakin spesifik dan personal 'titik introspeksi' tersebut, semakin relatable musikalitas aku di mata dan telinga para pendengar karyaku," ungkap Arash Buana dari siaran pers yang diterima Medcom.id.
Lewat lagu "Tavoryn," Arash Buana dengan tulus mengungkapkan rasa penyesalan yang tak kunjung hilang seiring berjalannya waktu. Dengan nuansa voice note berbahasa Inggris, lagu ini menyuarakan duka mendalam Arash atas perpisahan yang telah berlalu, menggambarkan perasaan yang sulit untuk dilupakan meski waktu terus berjalan.
"Tavoryn adalah mantan pertama aku. Aku enggak bisa mengungkapkan nama aslinya, tapi Tavoryn adalah nama social media handle dia," tutur Arash Buana.
Faktor "perasaan" juga menjadi alasan mengapa, khusus untuk karya musik ini, Arash Buana memutuskan untuk menyuguhkan gaya pelirikan yang lebih straightforward dan bebas dari makna ganda.
| Baca juga: Persiapan Rebellion Rose Jelang Tampil di Konser Green Day Jakarta |
"Alasan mengapa aku mengemas lagu ini dengan kemasan produksi musik yang lebih minimalis adalah karena aku ingin memberikan ruang yang lebih untuk perasaan aku terhadap Tavoryn," lanjutnya.
Dari segi musikalitas, "Tavoryn" benar-benar mencerminkan identitas Arash Buana sebagai penulis lagu yang tulus. Ia dengan berani mengungkapkan perasaan dan kisah nyata tanpa hiasan kata yang berlebihan.
Kejujuran yang ada dalam setiap bait liriknya, menjadikan "Tavoryn" sebagai bukti kuat akan kekuatan emosional yang mampu ditransfer melalui musik.
Selain kembali memperkenalkan lagu "Tavoryn" pada bulan Februari, Arash Buana bersama Tap Projects juga akan menggelar sebuah live event bertajuk “The Class of 2000’s: Arash Buana and The Nakamas”.
Acara ini akan berlangsung di Krapela, Row 9 pada tanggal 26 Februari 2025, yang pastinya akan menjadi momen spesial bagi para penggemar musik indie dan Arash Buana.
"Di sini, 'misi utama' aku adalah memperlihatkan kepada para audiens nanti seperti apa isi jiwa aku sebagai seorang musisi. Mungkin live event ini bakal menjadi panggung aku yang lebih 'liar' dan lebih 'fun' ketimbang panggung-panggung aku yang biasanya," tutup Arash Buana.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News