“Bagi kami, Bali adalah daerah dengan masyarakat yang interaktif dan kreatif, sesuai dengan nilai yang selalu diusung di HCTS, di mana kami menselebrasi daya cipta dan daya kreasi anak muda,” ungkap Natasha Udu, Head of Operations dari Sun Eater.
“Selain menjadi tempat wisata yang wajib dikunjungi, keragaman masyarakat yang ada di Bali juga menjadi indikator mengapa Bali menjadi lokasi yang tepat untuk diadakannya acara tahunan Sun Eater.”
Salah satu suguhan spesial dari festival ini adalah hadirnya Pentas Sihir, yaitu konsep panggung kolaborasi antara Lomba Sihir dan Hindia. Natasha Udu, Baskara Putra, Enrico Octaviano, Tristan Juliano, dan Rayhan Noor menggabungkan lagu-lagu dari album Hindia dan Lomba Sihir dalam sebuah pentas yang utuh. Penampil lain dalam acara ini adalah Milledenials, Drizzly.
Baca juga: Album Hindia Menari dengan Bayangan Tembus Satu Miliar Streams di Spotify |
HCTS tak membatasi menampilkan musisi-musis di bawah naungan Sun Eater saja, visi dari festival ini adalah menjadi tribute untuk kreativitas, komunitas, dan tentu saja kekuatan transformatif dari musik sendiri.
Apabila sebelumnya HCTS diadakan di Jakarta dan secara online (saat pandemi) dengan musisi-musisi asal Jakarta, dalam 2 tahun belakangan ini kami ingin memberikan kesempatan pada seluruh masyarakat di Indonesia untuk dapat menikmati pengalaman yang sama,” lanjut Natahsa.
Baca juga: Rizky Febian dan Mahalini Bakal Nikah di Bali Bulan Depan |

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News