"Kenapa kami pilih The Overtunes karena The Overtunes itu seperti Folklore. Di mana sekeluarga, kakak beradik main dalam satu band. Semua anak-anak muda tergila-gila pada Mikha Angelo," terang Djaduk pada saat jumpa pers Jazz Gunung 2014 di Menara BCA, Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Djaduk juga menceritakan bahwa ia pernah bertemu Mikha pada Jazz Gunung tahun lalu.
"Tahun lalu saya ketemu dia. Dia datang ke Jazz Gunung bersama kakak dan keluarganya. Ternyata Ayahnya Mikha ini yang bikin logo Jazz Gunung, yang gambar orang main saxophone ini," lanjut penggagas Jazz Gunung itu.
Djaduk juga mengatakan, ketika mengajak Mikha untuk meramaikan Jazz Gunung, Mikha merasa dirinya tidak pantas tampil di situ.
"Padahal, menurut saya, dia justru punya khas sendiri dalam permainan jazz. Jadi lagu rakyat yang keren jadi satu warna yang lain dari ranah jazz. Di Indonesia kan jazz kebanyakan fussion. Kalau dari luar negeri yang didatangi Incognito melulu. Jadi kami ingin bawa warna yang berbeda," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
