Zaman sudah berubah. Di tengah minimnya jumlah toko musik, para label rekaman putar otak mencari cara penjualan album yang mereka rilis agar tetap laku. Termasuk menjual album di rumah makan cepat saji.
Dari informasi yang didapatkan Metrotvnews.com, penjualan album via rumah makan cepat saji tidak selalu buruk. KFC contohnya, sebagai salah satu gerai rumah makan cepat saji yang memiliki ratusan cabang di seluruh Indonesia, mereka mampu menjual album musik cukup masif.
KFC bahkan mampu mengulang penjualan album di atas satu juta kopi, di antaranya album Agnez Mo yang bertajuk Agnes is My Name (2011) yang terjual 2 juta kopi, dan Seperti Seharusnya (2012) dari Noah yang juga menembus 2 juta kopi.
Namun, tren penjualan album pun cepat bergeser. Indrawati Widjaja atau biasa dipanggil Ibu Acin, Direktur Utama Musica Studio's, mengaku bahwa pihaknya tidak bisa sepenuhnya mengandalkan penjualan melalui rumah makan cepat saji.
"Dengan keadaan sekarang retail susah. Laku 500 ribu sudah bersyukur. Album Noah yang laku itu yang (dijual lewat) KFC. Itu tembus 2 juta CD. Kalau sekarang laku 500 ribu sudah alhamdullilah,” kata Ibu Acin saat ditemui dalam acara peluncuran album terbaru Noah, Sings Legends, di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, pada Rabu (25/6/2016).
Berbagai strategi terus dilakukan Musica Studio’s untuk terus mendongkrak penjualan album fisik dan tetap realistis dengan situasi yang ada pada saat ini.
"Strateginya salah satunya seperti yang kami lakukan pada lagu D’Masiv feat. Raef yang jadi soundtrack acara televisi The Journey of A Bacpacker. Lalu ada kerjasama di industri telco dan media lain, termasuk penjualan online dan off-air,” jelas Ibu Acin.
Musica Studio’s merupakan perusahaan rekaman yang sudah mengarungi industri musik Indonesia lebih dari empat dekade. Saat ini, mereka menggawangi beberapa grup musik besar Indonesia, antara lain Nidji, Geisha, D’Masiv, dan Noah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News