Ilustrasi not balok. (Foto: Freepick)
Ilustrasi not balok. (Foto: Freepick)

HARI MUSIK NASIONAL

Asal Mula Solmisasi, Sejarah Do Re Mi yang Mengubah Dunia Musik

Elang Riki Yanuar • 09 Maret 2025 12:15
Jakarta: Setiap tanggal 9 Maret, Indonesia merayakan Hari Musik Nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap perkembangan musik dalam membangun budaya bangsa.
 
Salah satu elemen penting dalam dunia musik adalah solmisasi, sistem yang menjadi dasar pembelajaran musik dan berperan besar dalam perkembangan musik di seluruh dunia.
 
Solmisasi adalah sistem yang digunakan untuk mengenali nada dalam musik dengan menggunakan urutan suku kata Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, dan Si. Sistem ini membantu musisi dalam membaca dan menyanyikan notasi dengan lebih mudah.

Namun, tahukah Sobat Medcom bagaimana sistem ini pertama kali ditemukan dan berkembang hingga sekarang? Sejarah solmisasi memiliki hubungan erat dengan perjalanan panjang musik dunia.
 
baca juga: 

 
Dilansir dari berbagai sumber, Medcom.id akan membahas sejarah panjang Solmisasi hingga Solmisasi dalam dunia musik saat ini.

Sejarah Awal Solmisasi

Solmisasi pertama kali diperkenalkan oleh Guido of Arezzo, seorang biarawan Katolik dari Ordo Benediktus yang hidup sekitar abad ke-11. Ia adalah seorang musisi dan teoris musik yang berperan besar dalam perkembangan notasi musik modern.
 
Guido mengembangkan metode pembelajaran musik menggunakan sistem "Guidonian Hand," yang membantu murid-muridnya menghafal tangga nada dengan lebih mudah.
 
Dalam inovasinya, Guido menggunakan sebuah himne berjudul Hymne St. John, yang ditulis oleh Paulus Diaconus pada abad ke-8. Setiap baris dalam himne ini diawali dengan suku kata yang menjadi dasar dari sistem solmisasi:
 
1. Ut queant laxis
2. Re sonare fibris
3. Mi ra gestorum
4. Fa muli tuorum
5. Sol ve polluti
6. La bii reatum
7. Sancta Ioannis
 
Suku kata pertama dari setiap baris di atas kemudian diadaptasi menjadi sistem solmisasi, yaitu Ut, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si. Kata "Si" sendiri berasal dari penggabungan "Sancta" dan "Ioannis."
 
baca juga: 
 

Perubahan Ut Menjadi Do

Seiring waktu, sistem ini mengalami perubahan. Pada tahun 1673, seorang musisi Italia bernama Giovanni Maria Bonocini mengganti "Ut" menjadi "Do."
 
Pergantian ini bertujuan agar pengucapan lebih merdu dan fleksibel saat dinyanyikan. Kata "Do" diambil dari "Dominus," yang berarti Tuhan dalam bahasa Latin. Sejak saat itu, sistem solmisasi yang kita kenal hari ini, Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, mulai digunakan secara luas.

Perkembangan Sistem Notasi

Seiring perkembangan musik, sistem solmisasi kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Jean Jacques Rousseau, seorang filsuf asal Prancis. Ia menciptakan sistem penulisan nada dalam bentuk angka untuk mempermudah notasi musik.
 
Sistem ini kemudian disempurnakan oleh Aime de Paris, Pierre de Galin, dan seorang tokoh pendidikan musik Prancis bernama Emile Cheve. Metode ini dikenal sebagai sistem Cheve dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia melalui kolonialis Belanda.

Pengaruh Arab dalam Solmisasi

Namun, beberapa penelitian mengungkap bahwa sistem solmisasi yang diperkenalkan Guido of Arezzo kemungkinan besar merupakan hasil adaptasi dari sistem yang telah ada sebelumnya di dunia Islam.
 
Seorang ilmuwan dan komponis Prancis, Jean Benjamin de La Borde, dalam esainya "Sur la Musique Ancienne et Moderne" (1780) menyebutkan bahwa sistem solmisasi ini berasal dari alfabet Arab yang terdiri dari nada Mi, Fa, Shad, La, Sin, Dal, Ra.
 
Notasi ini kemudian dikembangkan dan ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa ke dalam bahasa Latin, yang akhirnya dikenal sebagai sistem solmisasi modern.

Solmisasi dalam Dunia Musik Saat Ini

Sistem solmisasi telah berkontribusi besar dalam perkembangan dunia musik. Berkat sistem ini, musisi dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah memahami dan memainkan berbagai karya musik.
 
Namun, saat ini penggunaan notasi balok lebih umum digunakan dalam sistem pendidikan musik, terutama di negara-negara maju.
 
Dengan sejarah panjang yang melibatkan berbagai budaya dan peradaban, solmisasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia musik. Sistem ini memungkinkan para musisi untuk menciptakan jutaan lagu dan melodi yang terus berkembang hingga saat ini.
 
(Nithania Septianingsih)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan