Melalui acara bedah buku ini, Rudy Octave ingin menyampaikan pesan penting tentang kurangnya pencatatan baku mengenai irama asli yang otentik dari Nusantara. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan budaya dengan ribuan suku bangsa dan beragam alat musik tradisional yang seharusnya menjadi warisan tak ternilai.
"Nama irama-irama harus terdokumentasi dan disosialisasikan dengan baik, yang dalam perjalanannya secara otomatis akan menciptakan suatu struktur tari sosial atau social dance menjadi mudah memasyarakat," terang Rudy Octave.
Dalam buku Indonesia Darurat Irama, Rudy Octave berhasil mengidentifikasi dan mendokumentasikan 161 jenis irama musik Latin yang memberikan pengaruh cukup besar bagi para musisi tanah air
Penelitian tersebut disajikan dalam tabel lengkap yang mencantumkan tahun serta asal-usul sejarah masing-masing irama, memberikan wawasan mendalam tentang keragaman dan perkembangan musik Latin.
Lebih lanjut, acara ini juga menghadirkan sejumlah komentator diskusi, yaitu Tamam Husein, Dwiki Dharmawan, dan Widya Kristianti, dengan diskusi yang dimoderatori oleh komposer sekaligus pianis, Ferdinand Marsa.
baca juga: Kolaborasi Napak Jagat Nusantara dan Manshur Angklung Rayakan Kekayaan Budaya Indonesia |
"Saya salut sama seorang musisi aktif yang sempat menulis buku. Kalau menulis aransemen atau mengarahkan lagu sudah biasa. Tapi menulis buku itu sesuatu banget untuk berpikir, meluangkan waktu, dan saya lihat pakai riset-riset," puji Dwiki Dharmawan untuk Rudy Octave saat sesi diskusi di DSS Sound Indonesia, Villa Pratama, Jakarta Selatan.
Selain Dwiki Dharmawan, komentator diskusi lainnya juga memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif KUBI dan Rudy Octave dalam upaya mereka untuk melakukan pencatatan baku tentang irama asli yang otentik dimiliki oleh Nusantara, yang kini tengah berada dalam kondisi darurat irama.
Sesi diskusi ini juga mengeksplorasi sejarah musik nusantara dan pengaruh musik Latin, termasuk peran instrumen serta aspek teknis yang membentuk kedua aliran tersebut.
Acara bedah buku "Indonesia Darurat Irama" dan sesi diskusi tersebut, tentunya memberikan wawasan berharga yang memperkaya pemahaman audiens, menjadikannya sebagai pembelajaran yang berharga, sekaligus menyadarkan untuk melestarikan dan menjaga seni budaya Indonesia.
"Harapan saya mudah-mudahan event ini, mau ditelurkan, mau dipropagandakan, dan apapun hasilnya itu, akan tetap ada, akan tetap berjalan, dan terus bertambah," tutup Tamam Husein.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id