Mereka sempat tampil dengan nama The Alulas lalu Aneka Nada, hingga akhirnya pada 1966 tampil di TVRI dan diperkenalkan sebagai Bimbo, nama yang spontan diberikan oleh sutradara acara saat itu, Hamid Gruno. Nama ini dianggap cocok dan melekat hingga kini.
Dari Singapura ke Panggung Nusantara
Perjalanan mereka tidak langsung mulus. Ketika mencoba merilis album di Indonesia, karyanya sempat ditolak label. Justru kesempatan datang dari luar negeri ketika Bimbo tampil di Singapura tahun 1969 dan berhasil merekam album dengan label Polydor (Fontana).Dari sanalah lahir lagu-lagu awal seperti “Melati dari Jayagiri” dan “Flamboyan” yang membuka jalan menuju ketenaran di Tanah Air. Setelah kesuksesan itu, barulah label Remaco di Indonesia tertarik untuk mendistribusikan karya-karya mereka.
baca juga: Grup Musik Islami Bimbo Ternyata Lahir Berkat Lagu Natal |
Lagu Religi, Kritik Sosial, dan Warisan Abadi
Seiring waktu, musik Bimbo semakin berkembang dan menemukan ciri khasnya. Harmoni vokal tiga serangkai yang lembut dan khas membuat mereka mudah dikenali. Pada dekade 1970-an, Bimbo tidak hanya membawakan lagu pop dan balada, tetapi juga mulai memasukkan nuansa religi dan kritik sosial ke dalam karya-karya mereka.Kolaborasi dengan penyair besar, yakni Taufiq Ismail melahirkan lagu-lagu puitis yang dalam maknanya, seperti “Sajadah Panjang”, “Ada Anak Bertanya pada Bapaknya”, dan “Tuhan”. Lagu-lagu ini membuat Bimbo lekat dengan identitas musik religi Indonesia.
Di sisi lain, Bimbo juga berani menyuarakan kritik sosial dan politik melalui musik. Lagu Tante Sun sempat menuai kontroversi karena menyindir kehidupan istri pejabat pada masa Orde Baru. Tidak hanya itu, mereka juga menyoroti isu global dengan lagu seperti “Surat untuk Reagan dan Brezhnev”, “Antara Kabul dan Beirut”, hingga “Elegi untuk PBB”.
Produktivitas Bimbo luar biasa. Mereka telah menerbitkan lebih dari 800 lagu dalam ratusan album yang mencakup berbagai genre, dari pop, keroncong, dangdut, hingga pop Sunda. Sejumlah penghargaan bergengsi juga berhasil mereka raih, diantaranya Lifetime Achievement Award dari SCTV Music Awards (2006) dan Indonesian Choice Awards (2017), serta Legend Award dari Anugerah Musik Indonesia (2019). Bahkan pemerintah pernah menerbitkan perangko bergambar personel Bimbo sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi mereka dalam budaya bangsa.
Warisan Bimbo terasa hingga kini. Setiap Ramadan, lagu-lagu religi mereka selalu kembali diputar dan menjadi semacam “soundtrack wajib” yang mengiringi suasana bulan suci di Indonesia.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id