"Setelah 50 tahun akhirnya piringan hitam ini bisa bangkit lagi. Dengan semangat akan memajukan industri musik Indonesia," kata Clement Arnold selaku Executive Director PHR Pressing, dalam jumpa pers di Tangerang, Sabtu (5/8/2023).
Johan Mantiri selaku Founder PHR Pressing menyebut tren piringan hitam kembali menggeliat satu dekade terakhir, khususnya di kalangan anak-anak muda. Hal itu setidaknya tercermin dengan mulai banyaknya band-band yang merilis album dengan format piringan hitam.
"PHR (Piringan Hitam Record) ini sudah hadir sejak 11 tahun lalu. Sejarahnya dari 2012 dimulai dengan jualan online, kemudian respons-nya bagus dan kami hadirkan store fisik di Senayan Trade Center. Lalu 10 tahun ini kami sudah mendistribusikan sekitar 100 ribu keping piringan hitam. Tahun ini masuk tahun ke 11 dan secara data ini tumbuh," kata Johan.
PHR Pressing mendirikan pabrik yang berada di Mutiara Kosambi, Kabupaten Tangerang. Mereka memiliki alat pencetak piringan hitam yang kualitas hasilnya dijamin tak kalah dengan produksi luar negeri.
"Mesin ini bisa membuat per 30 ribu vinyl per bulan. Tapi kami enggak muluk-muluk, kami akan mencetak 7.500 setiap bulannya dan akan distribusikan ke seluruh Indonesia hingga ke luar negeri," kata Arnold.

Untuk mencegah terjadinya pembajakan piringan hitam produksi mereka, PHR Pressing melakukan proses yang ketat. Selain punya kode produksi, mereka menyematkan hologram di setiap piringan hitam yang menandakan keaslian.
"Kita juga punya step yang cukup ketat dalam setiap produksi. Kita hitung dalam setiap produksinya, sehingga kita bisa tahu dari atas sampai bawah kalau ada kecurangan kita punya datanya. Untuk cover bisa disesuaikan dengan teman-teman musisi dan kita juga ada hologram sebagai tanda original," papar Arnold.
Arnold berharap kehadiran pabrik di Indonesia membuat banyak musisi Indonesia lebih mudah membuat karya dalam format piringan hitam. Kalau sudah begitu, industri piringan hitam pun bisa berjaya kembali di Indonesia.
"Proses yang kita kerjakan di pabrik ini hanya pressing menggunakan mesin semi otomatis dengan tinggat akurasi tinggi dan teknologi terbaru. Visi kami nomor satu yaitu membesarkan musik Indonesia," tutup Arnold.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News