Lagu ini menjadi pembuka dari EP mendatang mereka bertajuk CODED, yang dijadwalkan rilis pada 18 Juli 2025 melalui label Syndicate Singapore.
Bekerja sama dengan penyanyi eksperimental asal Singapura, weish, lagu “Signs” menawarkan suasana yang tenang namun emosional. Dengan tempo paling lambat dibandingkan lagu lain dalam EP, “Signs” justru menjadi lagu yang paling menyentuh secara emosional.
“Awalnya lagu ini dibuat sebagai instrumental, tanpa ada rencana untuk vokal,” ungkap BTVC dari siaran pers yang diterima Medcom.id.
Baca juga: Gustiwiw Sosok Humoris di Balik Lagu Populer Nadin Amizah |
“Tapi setelah weish bergabung, semuanya berubah. Suaranya bukan sekadar mengisi, tapi menghantui lagu ini. ‘Signs’ menjadi karya kami yang paling sunyi, tapi juga paling penuh muatan emosi,” lanjutnya.
Nuansa lagu ini dibangun dari tekstur ambient, pola ritme yang terpecah, serta loop vokal yang terfragmentasi, seolah-olah menggambarkan kenangan yang kabur di tengah malam seperti suara samar yang terdengar di perjalanan pulang jam 3 pagi.
Lirik yang ditulis dan dinyanyikan oleh weish juga memperkuat kesan kehilangan dan keterasingan. Baris seperti:
“Somewhere in the dust I lost my eyes” dan “How my molecules came to be pulled apart / I can’t remember how it started” menggambarkan proses perlahan kehilangan arah, jati diri, dan kewarasan.
“Bukan tentang kesedihan, tapi tentang gema dari perasaan tidak didengar,” ujar weish.
Baca juga: Polisi Ungkap Kronologi Meninggalnya Musisi Gustiwiw di Penginapan Lembang |
Visualisasi yang menyertai single ini juga menggambarkan suasana suram dan kontemplatif, sejalan dengan makna lagu. “Signs” menjadi jangkar emosional dari EP CODED yang mengeksplorasi berbagai energi musikal, dari gebrakan ritmis penuh tekanan dalam “Rush” hingga nuansa ritus elektronik dalam “Ring the Bells” bersama Kamga.
BTVC dikenal karena gaya musik yang tak terikat genre. Dalam CODED, mereka menyatukan improvisasi khas jazz dengan struktur musik elektronik dan atmosfer klub bawah tanah. Tiap lagu mewakili sisi berbeda dari pikiran kolektif mereka.
“Setiap track menunjukkan sudut berbeda dari ruang berpikir kami,” ujar BTVC.
“Kami ingin mengeksplorasi energi yang beragam mulai dari letupan pembuka, minimalisme ala techno, hingga kerentanan emosional yang muncul saat vokal dipadukan dalam struktur yang tidak biasa,” lanjutnya.
Berikut cuplikan isi EP:
1. “Rush”: Lagu pembuka yang penuh tenaga dengan dentuman drum cepat dan synth analog.
2. “Ring the Bells” ft. Kamga: Track bernuansa ritualistik dengan vokal Kamga yang kuat, membahas transformasi dan pengorbanan diri.
3. “Coded”: Track dengan pendekatan paling minimal, berisi beat patah dan improvisasi jazz.
4. “Signs” ft. weish: Balada pasca-klub yang hening dan menggugah, jadi pusat emosional dari keseluruhan EP.
Dalam rangka promosi CODED, BTVC akan menggelar tur di Hong Kong, Mongolia, Singapura, dan Prancis, termasuk tampil selama tiga malam di Les Escales Festival di Saint-Nazaire.
BTVC juga telah tampil di berbagai panggung bergengsi seperti Wonderfruit Festival, Java Jazz Festival, SXSW Sydney, hingga Art Basel Hong Kong, menjadikan mereka salah satu nama paling menjanjikan di skena live-electronic Asia Tenggara. Dukungan pun datang dari musisi dunia seperti Gilles Peterson, Laurent Garnier, dan DJ Bone.
EP CODED akan tersedia di seluruh platform digital mulai 18 Juli 2025, dengan distribusi oleh The Orchard Singapore.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News