Peristiwa mengejutkan itu sekaligus jadi bukti bahwa hingar bingar kehidupan para idola tidak seindah kelihatannya.
Bayangkan, lima pemuda itu sejak usia belasan tahun sudah menjalani kehidupan berbeda dari orang-orang lain pada umumnya.
Mereka adalah produk industri musik yang masif. Sudah menjalani tur dunia sejak remaja. Tur dunia yang dijalani para musisi berbeda dari konsep jalan-jalan.

Keceriaan Zayn Malik saat masih bersama One Direction (Foto:Daily Mail)
Mereka harus tampil dari panggung ke panggung menyanyikan lagu yang sama. Jauh dari rumah dan orang-orang terkasih. Tenaga terkuras, namun dipaksa tampil memukau demi kepuasan penggemar. Itu semua bukan hal yang mudah.
Maka, jawaban Zayn Malik dalam pernyataan alasan hengkangnya dari One Direction adalah hal wajar. Dia menyebut, ingin hidup seperti pria berusia 22 tahun pada umumnya.
Pria lain seusianya tengah asyik pacaran, bekerja secara imbang, atau memikirkan strategi mendapatkan kekasih. Sementara, Zayn harus menjalani rutinitas melelahkan.

Zayn Malik & tunangannya, Perrie Edwards (Foto:Daily Mail)
Otomatis, panggung merupakan kehidupan mereka. Sekali tampil di muka umum, mereka akan diserbu penggemar. Mereka tidak lagi memiliki privasi seperti kehidupan orang-orang pada umumnya.
Mereka juga tidak bisa meninggalkan tur seenaknya karena terikat kontrak yang harus dijalani. Puluhan orang pun nasibnya bergantung pada mereka.
Seperti diketahui, dalam satu rombongan tur konser melibatkan banyak orang. Mulai dari kru panggung, manajer, musisi pengiring, penata lampu. Mereka semua mendapat upah dari penampilan One Direction di panggung.
Portal musik Billboard bahkan menuliskan bahwa One Direction benar-benar diperah. Sisi komersial mereka digali habis-habisan.

Foto Zayn Malik & Lauren Richardson ini menimbulkan rumor Zayn menyelingkuhi tunangan
"Karier One Direction tampaknya tidak sepanjang musisi-musisi lainnya saat ini, karena tanggal 'kedaluwarsa' yang pendek, mereka ingin memanfaatkan sisi superstar mereka," ulas Jason Lipshutz dalam artikel yang dipublikasikan The Hollywood Reporter, Selasa (24/3/2015).
Keluarnya Zayn bisa menjadi bukti bahwa tekanan tinggi dari manajemen justru akan mengorbankan sisi internal mereka. Bayangkan, dalam sepekan mereka bisa tampil di tiga negara berbeda. Rutinitas itu mereka jalani berbulan-bulan.
Apa yang terjadi pada Zayn bukan hal baru di industri musik. Jonathan Knight dari New Kids on the Block pernah berjuang melawan serangan panik.
Begitu juga A.J. McLean berkali-kali meninggalkan Backstreet Boys untuk rehabilitasi ketergantungan narkoba dan alkohol. Bahkan, penyanyi solo sekelas Rihanna pun pernah cuti dalam waktu cukup lama.
Terkadang, baik penggemar maupun publik harus bisa melihat sisi kemanusiaan pada idola mereka. Idola mereka bukanlah robot atau seorang manusia tanpa cela.
Manusia tetaplah manusia dengan segala perasaan dan sifat manusiawinya. Zayn Malik tampaknya sudah jengah dengan apa yang dijalaninya sejak usia remaja. Menjadi idola bukan lagi impiannya. Dia kini mendamba sebuah kehidupan normal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id