Foto Ilustrasi (Dok.MI/Ramdani)
Foto Ilustrasi (Dok.MI/Ramdani)

Record Store Day Bukan untuk Mendongkrak Penjualan Fisik

Agustinus Shindu Alpito • 15 April 2016 14:23
medcom.id, Jakarta: Beberapa tahun terakhir, penjualan rilisan fisik musik kian lesu. Data yang dirilis International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) menunjukkan, pada 2015, pertama kali dalam sejarah industri musik, ekosistem industri musik digital menyumbang porsi pendapatan terbesar perusahaan musik secara global. 
 
Meski penggemar musik berbondong-bondong migrasi ke platform digital, tetap saja rilisan fisik musik jadi koleksi yang memiliki esensi tersendiri. 
 
Sejak 2007, tiap Sabtu pada minggu ketiga bulan April para penggemar dan penggiat rilisan musik fisik (label, toko musik) mengadakan acara Record Store Day (RSD). Acara ini seperti jadi oase di tengah menurunnya penjualan fisik, plus semakin minimnya toko musik.

RSD dirayakan di berbagai penjuru dunia, acaranya tidak jauh dari penjualan rilisan fisik edisi terbatas, diskusi, dan tentu pertunjukkan musik. 
 
Meski RSD fokus pada rilisan fisik musik, bukan berarti acara ini ditujukan untuk kembali mendongkrak penjualan fisik.
 
"RSD dampaknya tidak pernah bisa menyelamatkan penjualan fisik. Ini aktivitas sub-kultural, bukan berdampak ke industri rekaman dengan membantu penjualan fisik. RSD sebuah perayaan dan upaya untuk lebih memerhatikan toko rekaman yang kecil. Ini adalah momen mereka merayakan rekaman fisik itu jauh lebih menyenangkan dibandingkan mendengarkan musik secara digital. RSD tidak semata-mata membicarakan bisnis, ini perayaan musik," kata pengamat musik Wendi Putranto, saat ditemu Metrotvnews.com, belum lama ini.
 
RSD tak ubah seperti ajang silaturahmi. Dalam ajang ini, band dan musisi membaur dengan pendengar mereka. Interaksi ini yang memberi nilai lebih dari sekedar menikmati musik secara audio. 
 
"Di luar tutupnya outlet-outlet major, yang berkembang sekarang ini toko rekaman yang amatir, independen, kecil, dan koleksinya terbatas. Tetapi justru terjadi aktivitas yang intensif antara penjual dan pembeli. Penjualnya biasa sangat mengerti seluk-beluk musik, dan pembelinya adalah penggemar berat musik," lanjut Wendi.
 
Di Indonesia sendiri, RSD 2016 dirayakan dengan semarak. Tidak hanya di Jakarta, RSD juga dipestakan di sejumlah kota, mulai dari Medan, Batam, Padang, hingga kota-kota di Indonesia Timur, yaitu Palu dan Makassar. Di Jakarta sendiri, acara digelar di Pasar Santa, Jakarta Selatan, pada 16 & 17 April. Setidaknya, 44 rilisan fisik dirilis khusus untuk merayakan RSD Indonesia.
 
Record Store Day Bukan untuk Mendongkrak Penjualan Fisik
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan