Lagu "Jogja Istimewa" diciptakan oleh Marzuki Mohamad atau yang lebih dikenal sebagai Kill The DJ, pendiri Jogja Hip Hop Foundation. Hingga saat ini, lagu tersebut telah diputar lebih dari 25 juta kali di Spotify, yang menjadi bukti nyata popularitasnya di tengah masyarakat.
Makna Lagu “Jogja Istimewa”
Lagu "Jogja Istimewa" adalah sebuah penghormatan terhadap identitas budaya dan filosofi kepemimpinan di Yogyakarta. Maknanya berfokus pada konsep "Takhta untuk Rakyat", di mana pemimpin dan rakyat menyatu dalam semangat gotong royong demi kedamaian bersama.Liriknya menekankan pentingnya menjaga jati diri dan nilai-nilai luhur Jawa—seperti kerendahhatian, ketulusan bekerja tanpa pamrih, dan pelestarian tradisi—di tengah arus modernisasi. Intinya, keistimewaan Jogja bukan hanya soal sejarah atau wilayahnya, melainkan tentang karakter masyarakatnya yang didedikasikan sepenuhnya untuk kejayaan Indonesia.
Lirik Lagu “Jogja Istimewa” dan Terjemahan
Holopis Kuntul Baris(Semboyan gotong royong; bekerja bersama-sama)
Holopis Kuntul Baris
(Semboyan gotong royong; bekerja bersama-sama)
Holopis Kuntul Baris
(Semboyan gotong royong; bekerja bersama-sama)
Holopis Kuntul Baris
(Semboyan gotong royong; bekerja bersama-sama)
Holopis Kuntul Baris
(Semboyan gotong royong; bekerja bersama-sama)
Holopis Kuntul Baris
(Semboyan gotong royong; bekerja bersama-sama)
Holopis Kuntul Baris
(Semboyan gotong royong; bekerja bersama-sama)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Istimewa negrinya, istimewa orangnya
(Istimewa negerinya, istimewa masyarakatnya)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Jogja istimewa untuk Indonesia
(Jogja istimewa bagi Indonesia)
Rungokna iki gatra saka ngayogyakarta
(Dengarkanlah bait-bait dari Ngayogyakarta)
Nagari paling penak rasane koyo swarga
(Negeri yang paling nyaman, terasa bagaikan surga)
Ora peduli donya dadi neraka
(Tak peduli meski dunia sedang dilanda kekacauan)
Neng kene tansah edi peni lan merdika
(Di sini selalu indah memesona dan merdeka)
Tanah lahirkan Tahta, Tahta untuk Rakyat
(Tanah yang melahirkan Takhta, Takhta bagi Rakyat)
Dimana Rajanya Bercermin di kalbu Rakyat
(Di mana Rajanya berkaca pada hati nurani Rakyat)
Demikianlah singgasana bermartabat
(Begitulah takhta yang menjunjung martabat)
Berdiri kokoh tuk mengayomi rakyat
(Berdiri teguh untuk melindungi rakyat)
Memayu hayuning bawana
(Memperindah keindahan dunia dan menjaga kedamaian)
Saka jaman perjuangan nganthi mardhika
(Sejak masa perjuangan hingga kemerdekaan)
Jogja istimewa bukan hanya daerahnya
(Jogja istimewa bukan hanya wilayahnya)
Tapi juga karena orang-orangnya
(Namun juga karena budi pekerti masyarakatnya)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Istimewa negrinya, istimewa orangnya
(Istimewa negerinya, istimewa masyarakatnya)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Jogja istimewa untuk Indonesia
(Jogja istimewa bagi Indonesia)
Tambur wis ditabuh suling wis muni
(Genderang telah ditabuh, seruling telah berbunyi)
Holopis kuntul baris ayo dadi siji
(Mari bergotong royong, mari bersatu padu)
Bareng para prajurit lan senopati
(Bersama para prajurit dan panglima)
Mukti utawa mati manunggal kawula Gusti
(Mulia atau mati, bersatunya rakyat dengan pemimpin)
Menyerang tanpa pasukan
(Menyerang tanpa membawa bala tentara)
Menang tanpa merendahkan
(Memenangkan perjuangan tanpa menghinakan lawan)
Kesaktian tanpa ajian
(Memiliki kekuatan tanpa mengandalkan ilmu gaib)
Kekayaan tanpa kemewahan
(Kekayaan hati tanpa harus bermewah-mewahan)
Tenang bagai ombak gemuruh laksana Merapi
(Tenang laksana ombak, bergelora bak Gunung Merapi)
Tradisi hidup di tengah modernisasi
(Tradisi tetap lestari di tengah arus modernitas)
Rakyate jajah deso milang kori
(Rakyatnya menjelajah desa, melewati setiap pintu)
Nyebarake seni lan budi pekerti
(Menyebarkan kesenian dan keluhuran budi pekerti)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Istimewa negrinya, istimewa orangnya
(Istimewa negerinya, istimewa masyarakatnya)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Jogja istimewa untuk Indonesia
(Jogja istimewa bagi Indonesia)
Elingo sabdane Sri Sultan Hamengkubuwono kaping sanga
(Ingatlah amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX)
Sak duwur-duwure sinau kudune dewe tetep wong Jawa
(Setinggi apa pun pendidikan kita, hendaknya tetap menjaga jati diri)
Diumpamakne kacang kang ora ninggalke lanjaran
(Ibarat kacang yang tidak lupa akan asal-usulnya)
Marang bumi sing nglahirake dewe kang tansah kelingan
(Akan selalu ingat pada tanah air yang melahirkannya)
Ing ngarso sung tuladha
(Di depan memberi teladan)
Ing madya mangun karsa
(Di tengah membangun semangat)
Tut wuri handayani
(Di belakang memberi dorongan)
Holopis kuntul baris ayo dadi siji
(Mari bergotong royong, mari bersatu padu)
Sepi ing pamrih rame ing nggawe
(Bekerja tulus tanpa pamrih, giat dalam berkarya)
Sejarah ning kene wes mbuktekake
(Sejarah di sini telah membuktikannya)
Jogja istimewa bukan hanya untuk dirinya
(Jogja istimewa bukan hanya untuk dirinya sendiri)
Jogja istimewa untuk Indonesia
(Jogja istimewa bagi Indonesia)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Istimewa negrinya, istimewa orangnya
(Istimewa negerinya, istimewa masyarakatnya)
Jogja! Jogja! Tetap istimewa
(Jogja! Jogja! Tetap istimewa)
Jogja istimewa untuk Indonesia
(Jogja istimewa bagi Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News