Gitaris kidal yang akrab disapa Echa ini sempat menamai proyek musik solonya dengan nama Cantara, sebelum akhirnya memutuskan berganti nama menjadi Maimun. Sebelum merilis Al-Boom, ia lebih dulu memperkenalkan karya bertajuk Takarbarnagar, sebuah album digital berisi tiga trek.
Al-Boom sendiri menjadi sebuah bentuk ekspresi seni yang berbeda dari karya-karya Echa sebelumnya. Album ini mengisahkan tentang perjalanan rasa dalam menikmati nikmat kehidupan, dimulai dari saat kita membuka mata di pagi hari hingga menutup hari dan kembali bertemu pagi. Semua dirangkai dalam narasi suara yang direkam secara alami, yang oleh Maimun disebut sebagai Bunyi Sunyi.
Echa juga berimajinasi menghadirkan suara gemuruh di dalam tanah dimana Maimun berkaidah futuristik bahwa hidup kita di dalam tanah akan jauh lebih lama dari pada hidup kita di atas tanah. Ia pun berharap, Al-Boom dapat menghadirkan pengalaman mendengarkan yang baru dan tak biasa bagi siapa pun yang menyelaminya.
Dalam proyek Maimun ini, Echa menjalani proses rekaman di Studio Lontar, milik Awan Garnida, rekan satu band-nya semasa di SORE yang dikenal sebagai bassist band tersebut.
| baca juga: Kronologi Kematian Ade Paloh, Vokalis Band SORE |
Sementara untuk urusan mixing dan mastering, Echa mempercayakan sepenuhnya kepada Edi Edwood, sosok yang juga merupakan bagian dari tim produksi SORE.
Album dari proyek Maimun resmi meluncur dalam format Compact Disc (CD) bertepatan dengan perayaan Record Store Day pada Sabtu, 12 April 2025.
Nah, buat Sobat Medcom yang tertarik mengoleksi karya solo terbaru dari eks gitaris SORE ini, rilisan fisiknya sudah bisa kalian temukan di seluruh Toko Rilisan Fisik yang ikut berpartisipasi dalam Record Store Day Indonesia tahun ini.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
