"Yang jelas di situ kita menulis untuk, satu itu kebisaan saya. Kedua, tujuan saya untuk generasi muda. Jangan pernah malu untuk nyanyi lagu-lagu tradisional. Lagu daerah manapun bagus," terang Didi Kempot dalam wawancara bersama Robert Harianto di Perspektif Metro TV, Agustus 2019.
Selain konsisten berkarya, Didi Kempot juga tak banyak mengubah penampilannya. Didi Kempot tetap memanjangkan rambut, mengenakan blangkon, beskap, dan jarik batik khas Jawa.
"Kayaknya kayak gini lebih nyantai, lebih nyaman karena ini walau bagaimana khasnya orang Jawa. Kalau anak muda mau pakai kayak gini, Indonesia banget, terasa," terang Didi Kempot.
Didi Kempot dikenal khas dengan lirik-lirik lagu patah hati. Sejak 2018 hingga 2019, lagu-lagu campur sari Didi Kempot kembali populer dan didengarkan anak muda kekinian, bermula dari Stasiun Balapan dan Sewo Kutho.
Didi Kempot merasakan kebahagiaan hasil karyanya ikut dinikmati anak muda. Dia pun sepakat ketika Robert Harianto menanyakan apakah ini dapat disebut kelahiran kembali Didi Kempot.
"Saya di tahun 2018-2019 menemukan lagu semancam Banyu Langit, Pamer Bojo, Suket Teki, dan lain lain. Akhirnya anak-anak muda bisa terima itu yang terlahir karya-karya Didi Kempot karya barunya terlahir kembali dan yang mau mendengarkan anak muda itu suatu kebahagiaan luar biasa," kata Didi Kempot.
Beberapa lagu lawas Didi Kempot kembali sukses di tahun 2018-2019. Didi Kempot pun diundang ke berbagai acara termasuk kampus. "Saya diundang untuk ke kampus ternyata mahasiswa tidak malu," kata Didi Kempot.
Didi Kempot meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, Jawa Tengah pada Selasa, 5 Mei 2020 pukul 07.45 WIB. Penyanyi bernama Dionisius Prasetyo itu meninggal karena mengalami henti jantung saat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat.
Jenazah Didi Kempot dimakamkan di Ngawi, Jawa Timur. Didi Kempot meninggal dalam usia 53 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News