Melalui unggahan di akun Instagram @clubgretchen, pihak pengelola gedung meminta maaf atas pembatalan konser The Murder Capital. Mereka mengaku telah memiliki kebijakan untuk tidak menggunakan atribut bendera nasional selama bertahun-tahun.
"Kebijakan ini berarti kami tidak menoleransi segala jenis bendera nasional di dalam gedung kami. Hal ini juga tercantum dalam spesifikasi gedung kami agar para artis mengetahuinya," tulis pengelola klub Gretchen dalam keterangannya.
Pihak pengelola telah mencoba untuk bernegosiasi dengan The Murder Capital mengenai penggunaan atribut bendera nasional. Namun sayangnya, grup musik post-punk yang terbentuk di Dublin itu memilih untuk tidak tampil jika tidak ada bendera Palestina.
Baca juga: Seringai Umumkan Hiatus |
"Kami meminta mereka untuk menurunkan bendera tersebut, namun mereka memutuskan bahwa bagi mereka dan pertunjukan mereka, bendera ini terlalu penting sehingga mereka tidak dapat tampil tanpanya," jelasnya.
Pihak klub Gretchen mengatakan telah berusaha memberikan dukungan untuk Palestina serta masyarakat Yahudi atau Israel. Mereka juga tidak pernah membatalkan orasi selama orasi tersebut bukan merupakan ujaran kebencian terhadap kelompok masyarakat lainnya.
"Kami berusaha memperlakukan semua orang dengan empati dan menganggap penting untuk mengikuti hati nurani kami," tulisnya.
Dalam video yang beredar di media sosial, vokalis The Murder Capital, James McGovern, mengatakan bahwa memasang bendera Palestina di atas panggung bukan hanya sekadar tindakan yang berkaitan dengan konflik politik antarnegara saja. Namun aksi itu dianggap sebagai pernyataan kemanusiaan yang mendasar.
"Jadi, ini bukan hanya soal bendera nasional, ini tentang pernyataan politik, dan bagi kami, ini bukan sekadar pernyataan politik, ini adalah pernyataan kemanusiaan," katanya kepada para penggemar di luar klub Gretchen.
Atas nama bandnya, James McGovern menilai tindakannya akan menjadi salah kalau The Murder Capital, yang telah memasang bendera di atas panggung selama banyak pertunjukan, harus menurunkannya hanya karena permintaan pihak gedung konser.
Tak hanya di klub Gretchen, larangan untuk tidak membawa bendera Palestina ke atas panggung juga berlaku di sebuah gedung pertunjukan di Köln, Jerman. The Murder Capital yang harusnya tampil di lokasi tersebut pun terpaksa membatalkan pertunjukannya dan menggantinya dengan pertunjukan akustik luar ruangan di Rheinpark, Köln, pada Minggu, 11 Mei 2025, waktu setempat.
"Bendera Palestina itu sendiri harus ada di atas panggung kami dan harus terlihat di seluruh dunia sebanyak mungkin. Orang-orang ini sedang dimusnahkan, dibuat kelaparan, dan dibom" jelas James McGovern dalam video yang dibagikan di akun X @MurderCapital_.
Sebelumnya, grup musik Hip Hop asal Irlandia, KNEECAP, juga mendapatkan ancaman serius setelah secara terbuka menunjukkan dukungan untuk Palestina di festival musik Coachella 2025.
Baca juga: 5 Rekomendasi Band Instrumental Indonesia Terbaik |
KNEECAP mengungkapkan bahwa mereka menerima banyak pesan dari penggemar baru. Unggahan tersebut menyertakan tangkapan layar yang memperlihatkan isi pesan ancaman yang ditujukan kepada band tersebut.
Bahkan salah satu pesan elektronik yang diterima oleh manajer KNEECAP berisikan ancaman kekerasan fisik dan pelarangan masuk ke Amerika Serikat.
"Saya akan berusaha memastikan kalian dilarang masuk ke AS, dasar banci tidak berguna. Kalau saya melihat kalian duluan, palu konde akan mendarat di kepala kalian karena mendukung Islam," tulis pengirim pesan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News