Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kemenkum) Jawa Timur, Haris Sukamto, menegaskan pentingnya perlindungan sound horeg sebagai karya orisinal anak bangsa. Menurutnya, keberadaan dan kreativitas di balik sound horeg patut untuk dihargai.
“Kami memiliki tugas terkait perlindungan terhadap karya anak bangsa. Sound Horeg ini pada dasarnya adalah sebuah nama, sebuah identitas yang lahir dari hasil olah pikir dan kreativitas anak bangsa,” ujar Haris Sukamto kepada awak media di Surabaya belum lama ini.
Ia menjelaskan niatnya untuk memberikan apresiasi kepada individu atau kelompok yang telah berkontribusi dalam mengembangkan sound horeg. Penghargaan ini direncanakan untuk diberikan kepada lebih dari satu pihak, mengingat sifat kolaboratif dalam penciptaan fenomena ini.
baca juga: 6 Fakta Menarik Fenomena Sound Horeg |
“Maka, produk dan desain yang mereka hasilkan harus kita hargai. Kami berencana untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang telah mencetuskan ide dan gagasan luar biasa dalam bentuk produk sound horeg ini. Namun, kepemilikannya tentu tidak bisa hanya pada satu orang,” jelas Haris.
Menurutnya, kreativitas yang melahirkan sound horeg memiliki potensi untuk masuk dalam ranah kekayaan intelektual. Hal itu mencakup hak cipta atas nama dan konsep, serta desain industri untuk aspek visual dan sistem yang membentuknya.
Di sisi lain, keberadaan sound horeg juga menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Meskipun sebagian besar masyarakat memberikan dukungan dan menikmati hiburan yang ditawarkan, tidak sedikit pula yang merasa terganggu dengan volume suara yang dihasilkan.
Haris pun menanggapinya dengan menekankan bahwa pembinaan bisa dilakukan, jika sound horeg terbukti mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
“Jadi, apabila di kemudian hari sound horeg ini mengganggu kenyamanan dan ketertiban umum, maka langkah pembinaan akan menjadi solusi,” ujarnya.
Kemudian, Haris menyampaikan bahwa tidak ada larangan untuk berkreasi, termasuk melalui sound horeg. Pihaknya akan berupaya mencari solusi terbaik agar hiburan sound horeg tetap dapat dinikmati tanpa mengganggu masyarakat.
“Kita tidak bisa melarang siapapun untuk mewujudkan ide kreatifnya. Kita akan apresiasi, membina, dan mengarahkan agar sound horeg tetap enak didengar dan tidak mengganggu. Jadi, ‘horeg’-nya terasa, namun di telinga juga nyaman,” pungkasnya.
Dampak Negatif Sound Horeg
Di balik popularitasnya, sound horeg dengan volume suara ekstremnya juga menimbulkan dampak negatif. Getaran yang dihasilkan dapat menyebabkan kerusakan fisik seperti kaca jendela pecah, genteng rumah rontok, hingga potensi kerusakan struktur bangunan. Bahkan, sound horeg diduga pernah menjadi penyebab kematian.Pada tahun 2023, seorang warganet menyampaikan kabar duka terkait seorang pria lanjut usia di Malang yang diduga meninggal dunia akibat pengaruh sound horeg. Kemudian informasi ini telah dikonfirmasi oleh Polres Malang melalui Kapolsek Jabung.
“Informasi yang kami terima, saat kejadian memang ada karnaval dengan sound system yang diangkut menggunakan mobil pikap melintas di depan rumah korban,” ungkap Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik.
“Kakek tersebut meminta diantarkan oleh anggota keluarga untuk melihat karnaval di depan rumah. Setelah pikap yang mengangkut sound system itu melintas, kejadian tersebut terjadi,” lanjutnya.
Asal Usul dan Makna Sound Horeg
Muhammad Rafi Azzamy, seorang mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya yang memimpin penelitian tentang Sound Horeg, menjelaskan bahwa istilah ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti suara bergetar. Dengan demikian, Sound Horeg dapat diartikan sebagai suara yang menghasilkan getaran kuat.baca juga: |
“Sound horeg itu sebenarnya sederhana saja. Kata ‘horeg’ dalam bahasa Jawa artinya bergetar. Jadi, Sound Horeg adalah sound yang menimbulkan getaran,” jelas Rafi dalam wawancaranya dengan Medcom.id pada 2024 lalu.
Kemunculan Sound Horeg diperkirakan dimulai pada era 2000-an. Awalnya, masyarakat menggunakan alat pengeras suara sebagai hiburan sederhana sesuai kebutuhan.
Hingga kemudian, muncul ide untuk memodifikasi alat pengeras suara tersebut menjadi Sound Horeg. Inspirasi tersebut pun datang dari hiburan diskotik di kota-kota besar seperti Jakarta.
Saat itu, ada seorang warga yang memiliki keinginan untuk membawa nuansa hiburan tersebut ke desa dengan konsep yang lebih merakyat.
"Dia (warga) itu lihat ada diskotik gitu ya, lihat diskotik di Jakarta, di Jabodetabek. Lalu, dia terinspirasi untuk membuat hal serupa di desa gitu, tapi yang lebih merakyat hiburannya gitu," ungkap Rafi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id