Menariknya, kritik sosial yang mereka usung tidak hanya dituangkan lewat lirik, tetapi juga diperkuat melalui artwork kolaborasi bersama Street Artist Gindring Waste, yang terinspirasi dari visual cover majalah legendaris "Hidayah".
Single "Tumbal Proyek" sendiri menjadi lanjutan perjalanan musikal duo new wave punk asal Purbalingga, yang digawangi oleh Twister Angel (vokal) dan Alectroguy (gitar/komposer musik). Sebelumnya, duo ini telah dikenal lewat karakter bermusik mereka yang lantang serta lirik-lirik kritis tanpa kompromi.
Dalam wawancara eksklusif bersama Medcom.id, Twister Angel dan Alectroguy membagikan kisah di balik lahirnya "Tumbal Proyek," yang ternyata terinspirasi dari mitos urban legend di kampung halaman mereka.
"Mitos lagu 'Tumbal Proyek' ini lahir di desa-desa, khususnya di desaku," ungkap Twister Angel di sela acara gigs Sukatani di kawasan Depok, Jawa Barat.
baca juga: |
"Waktu kecil itu ada sebuah mitos, aku sering diperingatkan untuk tidak keluar rumah saat ada proyek pembangunan, misalnya pembangunan jembatan. Biasanya orang tua tuh pada takut, dan berkata, 'Kamu jangan pergi-pergi ntar dijadiin tumbal di jembatannya itu'," kenang Twister Angel mengenai larangan yang kerap ia dengar dari orang tuanya.
Kenangan masa kecil itu ternyata membawa makna yang lebih dalam bagi Sukatani hari ini. Bagi Alectroguy, 'tumbal' bukan lagi sekadar kisah urban legend, melainkan refleksi nyata tentang bagaimana pembangunan di masa kini kerap membawa kerugian, bahkan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
"Akhirnya dari mitos tersebut kita bawa ke hari ini, itu sebenernya real gitu loh. Real-nya tuh kayak banyak pembangunan yang justru mubazir dan memakan banyak korban," lanjut Alectroguy menambahkan.
Lebih jauh, Alectroguy juga mengaitkan tema lagu "Tumbal Proyek" dengan peristiwa sejarah, yaitu kerja paksa Romusha pada masa penjajahan, di mana manusia dijadikan korban demi kelangsungan suksesnya proyek pembangunan.
"Contoh paling umumnya, pembangunan jalan raya di zaman Romusha. Itu kan secara cerita mirip dengan legenda "Tumbal Proyek", ada orang yang ditumbalkan untuk sebuah proyek berjalan sukses. Hari ini pun, fenomena serupa masih nyata terjadi," lanjutnya, menggarisbawahi makna luas dari lagu "Tumbal Proyek".
Awal Mula Lahirnya Artwok "Tumbal Proyek" dan Kolaborasi dengan Gindring Waste
.jpg)
Dalam proyek lagu berdurasi 3 menit 57 detik ini, Sukatani kembali menunjukkan kemandirian penuh. Mereka tidak hanya menulis lirik, tetapi juga turun langsung sebagai produser dalam proses produksi musik.
Yang tak kalah menarik, visual artwork untuk single "Tumbal Proyek" ini digarap oleh Gindring Waste, Street Artist asal Magelang, Jawa Tengah yang dikenal lewat gaya ilustrasinya yang horor dan ikonik, namun tetap menyimpan pesan sosial yang tajam dan menggelitik.
Gindring bukan nama baru di skena seni. Ia pernah menggelar pameran tunggal bertajuk Waste, Em All di Korea Selatan pada tahun 2022 lalu, dan sempat berkolaborasi dengan penulis Puthut EA dalam buku Hidup Ini Berengsek, dan Aku Dipaksa untuk Menikmatinya (2019).
Alectroguy pun berbagi cerita tentang awal mula kolaborasi dengan Gindring Waste, yang ternyata terinspirasi dari visual abstrak yang ada di kepalanya. Ia ingin sampul single "Tumbal Proyek" memiliki nuansa horor yang mengingatkan pada cover majalah legendaris "Hidayah," yang populer di era 2000-an.
"Kalau aku pribadi, ketika bikin sebuah karya musik itu pasti di kepala ada visualnya. Jadi bikin lagu tetap ada visual yang abstrak gitu, yang 'wah, ini kayaknya visualnya horror nih, kayaknya cocok kayak cover buku Hidayah nih'. Itu yang pertama di kepala visual itu, cover buku Hidayah untuk lagu 'Tumbal Proyek'," ujar Alectroguy menceritakan awal mula konsep visual artwork yang ia bayangkan.
Mencari sosok yang tepat untuk mewujudkan ide visual yang ada di kepalanya tersebut, Alectroguy pun akhirnya menemukan Gindring Waste. Ternyata, Gindring sudah familiar dengan band Sukatani dan mereka pernah tampil bersama di sebuah acara gigs yang berlangsung di kota Jogja bersama band thrash metal-nya, Slappy Ratz.
"Akhirnya cari-cari, wah ini nih sosok perupa yang tepat. Akhirnya ngontak (Gindring Waste) dan ternyata dia tau sukatani juga, dan kita pernah manggung bareng di Jogja, nama band-nya dia Slappy Ratz,"
Setelah itu, mereka pun sepakat untuk bekerja sama. Alectroguy pun memberikan beberapa masukan, dan Gindring Waste mulai menggambar. Hasilnya pun sangat memuaskan, seperti yang diinginkan Alectroguy. "Oke nih, udah jadiin aja," tandas Alectroguy mengakhiri cerita kolaborasi tersebut.
Saat ditanya mengenai rencana musik mereka ke depan, Sukatani tampak penuh semangat dan sudah menyiapkan kejutan baru. Mereka berharap lagu "Tumbal Proyek" bisa masuk ke dalam album penuh yang tengah mereka kerjakan. Saat ini, Sukatani sedang menyusun berbagai materi yang diproyeksikan akan menjadi bagian dari album mereka.
"Ini sebenarnya masih lagi ngerjain banyak materi. Kalau jadi, pengennya ngegarap album sih," tutur Twister Angel dan Alectroguy.
Tak hanya itu, Alectroguy juga memberikan spoiler menarik mengenai karya kolaborasi yang sedang Sukatani persiapkan. "Ada rapper, ciri-cirinya berbahasa Banyumas-an," tutupnya.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News