Baca juga: Banyak Karakter di Film Superman Terbaru, James Gunn Yakin Penonton Tak Bingung |
Album ini menjadi penanda arah baru bagi Cloudburst sekaligus buah dari perjalanan panjang mereka yang tak lepas dari cerita soal mimpi, tantangan, dan adaptasi. Dalam sesi talk show mengenai album Clear Blue Sky yang digelar di Lawless Burgerbar, Blok M, Jakarta Selatan, pada Rabu, 25 Juni 2025, vokalis Ahmad Okta membagikan kisah menarik seputar proses di balik album ini.
Dipandu oleh Januar Kristianto (vokalis ZIP) dan Riza Prawira alias Oyoy (gitaris Godplant), Okta mengungkapkan bahwa Cloudburst sejatinya telah lama memimpikan untuk rekaman langsung di Godcity Studios, studio legendaris di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat yang dikelola oleh Kurt Ballou (gitaris Converge).

(Kiri): Oyoy Godplant, (Tengah): Okta Cloudburst, (Kanan): Jan ZIP
"Jadi kami kan memang punya cita-cita untuk rekaman di Godcity Studios di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Kami tuh udah email-emailan dengan Kurt Ballou di sekitar tahun 2021," ujar Okta.
Cloudburst bahkan saat itu telah menyusun rencana jika jadi berangkat ke Boston, mereka akan tinggal sementara di rumah Riddho, sang bassis yang kebetulan bekerja sebagai perawat di Charlestown, Boston. Namun rencana mereka terpaksa kandas karena situasi pandemi COVID-19 yang melanda kala itu.
"Rencananya tuh kalau misal mau rekaman di sana ya tinggalnya di rumahnya punya Riddho itu. Nah tapi kemudian pandemi datang, dan otomatis meruntuhkan semua plan itu," lanjutnya.
Sebagai bentuk adaptasi, Cloudburst pun akhirnya memilih untuk merilis EP Corridor of Chaos pada 2021. Menariknya, materi dalam EP tersebut awalnya memang ditujukan oleh mereka untuk direkam di Godcity Studios.
"Karena waktu itu kita ada ketidaktahuan nih selesai tahun berapa. Yaudah waktu itu kita bikin EP Corridor of Chaos (2021) yang memang merupakan materi yang seharusnya pengennya direkam di Godcity waktu itu," terang Okta.
Meski rencana awal batal, semangat Cloudburst untuk rekaman di Godcity Studios dengan Kurt Ballou tidak padam. Okta pun kembali menghubungi gitaris Converge itu via email, dan akhirnya menerima tanggapan berupa sederet pre-condition teknis yang sangat detail.
"Dia bikin pre-condition banyak banget untuk bekerja sama. Dia kayak bikin 'kamu amplfier-nya pakai apa? Berapa ampere?'. Detail banget, terus kita dikirimin file pdf gitu," cerita Okta.
Baca juga: Inul Kabarkan Kondisi Terkini Adam Suseno di Rumah Sakit: Kumisnya Gak Rontok! |
Sayangnya, komunikasi di tahun 2022 tersebut sempat terputus kembali karen Kurt Ballou harus menjalani tur bersama Meshuggah dan Converge. Gitaris Converge itu juga sempat menjalani perawatan intensif selama delapan hari akibat infeksi bakteri di kakinya. Situasi itu pun membuat rencana Cloudburst kembali harus tertunda.
Titik terang pun akhirnya muncul pada 2023. Kurt Ballou membalas email mereka dengan sebuah penawaran untuk memastering materi album Clear Blue Sky.
"2023 itu Kurt Ballou bales email kita dengab jawaban 'Oke gini aja kalau mastering bagaimana? Mungkin kalian kan udah rekaman begini-begini gitu. Kalau mastering syaratnya ini-ini'.Terus saya lihat syarat masteringnya memenuhi, karena kami sebelumnya udah terlanjur rekaman," lanjutnya.
Karena Kurt Ballou sudah tidak terlalu aktif di Godcity Studios, ia lalu menunjuk sound engineer kepercayaannya, Zach Weeks, untuk menangani proses mastering album Clear Blue Sky.
Zach sendiri memiliki CV yang mentereng dan dikenal telah menangani band seperti Converge, Have Heart, High on Fire, dan Genghis Iron.
Kolaborasi antara Cloudburst dan Godcity Studios pun akhirnya terwujud di awal tahun 2024. Mereka pun mulai menjalin komunikasi dan proses koordinasi secara dari lewat Google Meet, sebelum akhirnya semua materi album terbaru Cloudburst disubmit dan ditangani oleh Godcity Studios.
"2024 awal itu akhirnya proses dan kami melakukan Google Meet beberapa kali, terus kemudian kami submit," tutup Okta.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News