Majelis Lidah Berduri (Foto: dok.Majelis Lidah Berduri)
Majelis Lidah Berduri (Foto: dok.Majelis Lidah Berduri)

Majelis Lidah Berduri Cabut Seluruh Katalog Musik dari Spotify, Ini Alasannya

Basuki Rachmat • 24 September 2025 21:51
Jakarta: Unit rock asal Yogyakarta, Majelis Lidah Berduri tari seluruh katalog musik mereka di Spotify dalam rangka memboikot platform musik digital raksasa dari Swedia tersebut.
 
Kabar ini diumumkan langsung melalui unggahan di akun resmi Instagram mereka pada Rabu, 24 September 2025.
 
"Kabar Sebaris: Kami cabut dari Spotify sebab kami berdiri bersama kalian. #freePalestine #freefromextractiveeconomy#freelistener," tulis pihak Majelis Lidah Berduri di Instagram.

Band yang sebelumnya dikenal dengan nama Melancholic Bitch itu juga menegaskan, bahwa mulai hari ini seluruh katalog musik mereka sudah tidak lagi tersedia di Spotify, terkecuali beberapa lagu mereka yang terikat dengan label musik lain.
 
"Per hari ini, 24 September 2025, kami menarik seluruh katalog kami dan cabut dari Spotify. Kecuali beberapa lagu kami yang terikat dengan label tertentu. Seluruh rilisan album kami, dari Re- Anamnesis sampai NKKBS Bagian Pertama, juga beberapa rilisan single, sudah tidak tersedia," terang Majelis Lidah berduri.
 
Band asal Yogyakarta ini juga menerangkan bahwa karya musik mereka masih bisa dinikmati di beberapa platform musik digital lain.
 
"Rilisan tersebut masih bisa di akses di platform lain seperti Bandcamp, Apple Music, YT Music, YouTube, dan TheStoreFront. Langkah kecil ini, kami percaya, sedang disangga dan berdiri bersama kalian, para pendengar," lanjut mereka.
 
baca juga: 
Ratusan Musisi Dunia Kompak Tarik Karya dari Israel: No Music for Genocide
 

Alasan di Balik Boikot Spotify

Dalam pernyataan lengkapnya, Majelis Lidah Berduri menegaskan bahwa keputusan ini sudah melalui pertimbangan panjang. Mereka menyebut setidaknya ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi aksi boikot Spotify ini.
 
"Alasannya sudah lama tak terbantahkan: (1) platform ini pro genosida Palestina, (2) investasi besar-besaran si pemilik pada perkembangan teknologi perang, sampai (3) praktik industri musik Spotify yang berpagut dan menormalisasi moda ekonomi ekstraktif neoliberal," ungkap Majelis Lidah Berduri.

Eksperimen Boikot Spotify Sejak Album Hujan Orang Mati

Keputusan ini sejatinya bukan langkah mendadak. Pada 2024 lalu, Majelis Lidah Berduri rupanya sudah mulai bereksperimen dengan tidak merilis album terakhir mereka yang bertajuk Hujan Orang Mati di Spotify.
 
"Sejak tahun lalu, kami mulai sedikit bereksperimen. Saat merilis Hujan Orang Mati, kami memutuskan untuk tidak menaruhnya di Spotify. Setelah hampir setahun, rilisan itu sepertinya tetap saja bisa mencapai pendengarnya. Di panggung-panggung kami tahun ini, lagu-lagu dari album itu sudah kalian nyanyikan bersama kami. Beberapa dari kalian bahkan mengaku baru mendengar kami pertama kali dari album ini," tulis Majelis Lidah Berduri.
 
baca juga: Spotify Ubah Aturan, Pengguna Gratis Kini Bisa Putar Lagu Sesuai Keinginan

 
Majelis Lidah Berduri pun akhirnya melihat aksi eksperimen mereka sebagai sinyal yang positif.
 
"ArtinyÉ™, sekalipun sangat terdampak, album tersebut masih bisa mencapai pendengar lama maupun baru. Ini sinyal positif dari eksperimen tersebut," terang merka.
 
Dalam pernyataannya, band ini juga menyoroti absennya platform musik digital yang benar-benar berpihak pada kemanusiaan. Mereka pun mendorong inisiatif kolektif untuk membangun ekosistem musik yang lebih adil dan memiliki harapan bahwa ada pihak dari Tanah Air yang bisa menciptakan platform musik digital lokal.
 
"Kenyataan bahwa belum ada satupun platform DSP yang benar-benar ideal mungkin juga akan mengundang para inisiator di antara kalian untuk membangun platform lokal yang lebih berpihak pada kemanusiaan, lebih terbuka, dan lebih adil," ungkap mereka.

Ajakan Boikot Bersama

Majelis Lidah Berduri Cabut Seluruh Katalog Musik dari Spotify, Ini Alasannya
Langkah untuk cabut dan menarik seluruh katalog musik dari Spotify disebut bukan keputusan besar maupun berat bagi Majelis Lidah Berduri. Mereka justru percaya bahwa dukungan dan solidaritas para pendengar akan membuat gerakan ini semakin kuat.
 
“Kami percaya kalian akan mengambil langkah yang tepat, sehingga keputusan ini terasa bukanlah keputusan besar apalagi berat. Sedikit demi sedikit kalian boikot Spotify, tak lama kita akan semakin berbanyak. Jika #boikotspotify kita lakukan bersama, di suatu kelokan ke depan, kita—para pendengar dan musisinya—akan berkerumun lebih kuat lagi," tegas Majelis Lidah Berduri.
 
"Begitulah, kini kami sungguh deg -degan menanti sihir kalian. Salam hangat, Bantul, 24 September 2025," tutup mereka.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan