Record Store Day (Foto: postgazette)
Record Store Day (Foto: postgazette)

Record Store Day Tak Lepas dari Kritik

Putu Radar Bahurekso • 16 April 2016 07:06
Medcom.id, Los Angeles: Record Store Day atau disebut juga RSD diselenggarakan di berbagai penjuru dunia setiap pekan ketiga bulan April. Namun, dalam perkembangannya, acara yang digagas sejak 2007 itu tak lepas dari kritik.
 
Di Amerika, Record Store Day awalnya memang digelar oleh sejumlah pemilik toko musik, label independen dan musisi indie. Namun, pada RSD 2015, acara itu dianggap sudah tidak lagi memiliki 'jiwa' indie lagi karena label indie dikesampingkan demi nama-nama musisi besar. 
 
"Label indie yang ingin kita rayakan. Label indie yang tetap konsisten dan berkontribusi menumbuhkan format vinyl dan bakal mengusahakan agar industri vinyl tetap hidup. Bukannya menjual secara gencar spesial rilis yang dibeli karena faktor kebaruannya saja. Belum lama, banyak orang berpikiran bahwa format vinyl sudah mati, namun orang-orang kecillah yang berusaha mempertahankannya tetap hidup," tulis argumen dari YAM Records.

"Halo semua, Record Store Day akan segera datang dan niat awal dari acara ini sangat patut kita hargai. Sangat disayangkan bahwa tiap tahun perilisan vinyl kita terus mengalami penundaan selama beberapa bulan oleh pihak Record Store Day hanya untuk mendahulukan rilisan terbatas dari Dave Grohl ataupun Jack White," tulis keterangan dari FoF Music.
 
Di beberapa kota besar di Amerika Serikat seperti New York City dan Los Angeles saat perayaan Record Store Day dijadikan hari libur. Namun, hari libur tersebut dianggap hanyalah sebuah ‘kamuflase’ untuk orang menghabiskan uangnya pada produk rilisan spesial yang terbatas.
 
Tak hanya itu, para distributor kaset, CD, maupun vinyl juga semakin banyak. Namun, para distributor tersebut juga lebih sering bekerjasama dengan toko-toko besar.
 
Record Store Day sudah seolah menjadi brand, dengan sebuah logo dan ritual di mana ada satu hari dalam setahun orang mengonsumsi medium pemutar musik. Ini adalah sebuah cara untuk memahami bahwa paham ‘komunitas’ dan ‘independent’ bisa diperlihatkan dengan pola klasik sebagai bentuk kapitalisme yang mengeksploitasi.
 
Dengan adanya Record Store Day, mengoleksi rekaman seolah seperti sedang dalam pertarungan olah raga yang secara penuh melakukan pertarungan fisik.
 
Record Store Day Tak Lepas dari Kritik
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan