Hal itulah yang coba dilakukan perusahaan global yang berbasis di Singapura ketika memperkenalkan Fenix360, sebuah platform media sosial yang mendukung penjualan semua hasil karya melalui pengalaman baru dalam menghasilkan uang. Melalui teknologi blockchain, Fenix360 memungkinkan artis dan kreator konten memiliki peluang lebih besar dalam mengoptimalkan pendapatan atas karya mereka.
Melalui platform ini, musisi, aktor, model, komedian, penari dan pelukis bisa mendapatkan hasil iklan hingga 80 persen, bahkan bisa mendapatkan 95 persen atas transaksi non-fungible token (NFT), merchandise, tiket pertunjukan, serta hasil livestream. Mereka juga tetap bisa terhubung dengan para penggemar.
"Kami sangat senang telah mencapai titik ini, yang mengejutkan dan menggembirakan kami, kami meluncurkan dengan seribu lebih Duta Artis Global Fenix," kata CEO Fenix360, Allan Klepfisz di Jakarta.
Kehadiran platform ini mendapat dukungan penuh dari sejumlah musisi. Salah satunya Tri Suaka. Bagi pelantun lagu "Aku Bukan Jodohnya" ini, platform semacam Fenix360 merupakan bentuk dukungan dan apresiasi tinggi bagi para musisi, aktor dan konten kreator dalam berkarya.
"Ini sebuah platform yang mendukung konten kreator dan musisi dalam berkarya. Selama itu positif pasti aku dukung. Apalagi digitalisasi sekarang memang mempermudah musisi," ucap Tri Suaka.
Allan pun berharap kehadiran aplikasinya mempermudah penggemar lebih dekat lagi dengan idola mereka. Pasalnya, aplikasi ini memang dikembangkan oleh praktisi dan ahli di bidang teknologi, musik dan seni.
"Kami ingin semua komunikasi kami didasarkan pada substansi bukan stagnan atau bahkan hanya keyakinan yang kuat saja. Kami akan sangat senang jika ada pihak lain mengikuti jejak kami untuk kebaikan para artis khususnya di Indonesia. Kami telah memulai sesuatu yang hebat dan menggali potensi yang belum dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan mereka," jelas Allan.
Aplikasi Fenix360 sudah tersedia di laman web, Apple iOS dan Android Store.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News