Gigi saat itu bersama label Sony Music Indonesia. Pada momen kerusuhan di Jakarta tahun 1998, pita musik Gigi terselamatkan karena saat itu kantor Sony Music Indonesia berada di kawasan pusat.
"Pita-pita grup band atau artis solo di daerah kota, dibakar semua karena kerusuhan, mereka sudah rekaman tinggal launching, kebetulan Gigi (labelnya) Sony, Sony (kantor) pitanya di tengah, daerah Jaksel, jadi enggak ada bakar-bakaran, album selamat yang ada lagu Terbang bisa keluar," terang Armand Maulana, Kamis 9 Juli 2020.
Saat itu, Gigi selain mengalami bongkar pasang pemain juga melakukan tur bersama Deteksi di beberapa kota Indonesia. Pada masa finansial sulit, karya Gigi disebut tetap laku terjual habis dan tetap mendapat upah sebagai musisi.
"Itu dalam keadaan ekonomi betul merosot, krisis ekonomi paling parah di Indonesia, tapi Alhamdulillah selama tur berbayar, semua orang, (karya) sold out," kata Gigi.
Berkaca dari situasi tersebut, Armand Maulana optimistis pelaku kreatif di bidang musik dapat bertahan. Sebab, publik juga membutuhkan sarana hiburan. Ditambah, kini masyarakat karib dengan era digital yang mempermudah komunikasi.
"Jadi memang kita tarik kesimpulan orang kadang-kadang dalam keadaan apapun, tapi hiburan gua butuh (dibutuhkan)," terang vokalis berusia 49 tahun itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News